Bandung (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) menargetkan sekitar 48 ribu guru penggerak mengikuti latihan sebagai langkah konkret dalam menekan angka pengangguran, yang salah satu penyumbang tertingginya adalah lulusan SMA/SMK.
Sekretaris Daerah (Sekda) Jabar Herman Suryatman mengatakan pihaknya menargetkan ada 48.615 guru penggerak, baik untuk SMA, SMK, dan SLB se-Jawa Barat pada akhir 2024, yang ikut Pelatihan Guru Penggerak Jawa Barat dengan difasilitasi oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM), Badan Kepegawaian Daerah (BKD), Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar, serta Balai Besar Guru Penggerak Kemendikbud.
"Untuk batch 1 telah dilatih 10.000 guru penggerak Jawa Barat. Sekarang masuk batch 2. Semuanya Kami siapkan sebanyak lima batch pelatihan yang akan berlangsung sampai akhir tahun ini," kata Herman dalam keterangan di Bandung, Rabu.
Menurut Herman, terobosan ini dilakukan Pemprov Jabar mengingat tingginya angka pengangguran terbuka yang disumbang lulusan SMA/SMK yang berdasarkan data BPS pada 2024, tingkat pengangguran terbuka lulusan SMK menyentuh angka 8,2 persen, sedangkan untuk lulusan SMA sebesar 6,7 persen.
Pemprov Jabar mengidentifikasi tindak lanjut lulusan SMA/SMK setidaknya memiliki tiga alternatif. Pertama, melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi. Kedua, siap berwirausaha, dan ketiga, memasuki dunia kerja seperti industri.
"Kalau tidak masuk ketiganya itu nganggur. Untuk siap di tiga hal ini, lulusan SMA/SMK harus memiliki standar kompetensi lulusan yang baik agar bisa diterima di dunia usaha dan industri," ucapnya.
Lulusan pendidikan menengah harus mendapat bekal soft skill yang kontekstual dengan realitas kehidupan dan masa depan, mulai dari kemampuan berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan komunikatif.
"Kalau anak-anak punya empat kompetensi itu, dia punya bekal untuk melanjutkan pendidikan, wirausaha atau masuk dunia kerja," imbuhnya.