"Dengan berbagai pertimbangan, saya dan keluarga tidak mengambil opsi operasi. Dan memutuskan untuk memakai alat bantu dengar meski harganya juga tidak murah," kata Raden.
Terpuruk dan Bangkit
Kehilangan pendengaran secara tiba-tiba di usia 20 tahunan, bahkan saat dirinya baru lulus kuliah, membuat Raden merasa tidak percaya diri atas kondisi terbaru yang dimilikinya ketika itu.
Terlebih, saat itu selain lulus tepat waktu, Raden juga mengantongi sertifikasi kemampuan bahasa Jepang (Japanese Language Proficiency Test/JLPT) level 4 atau terkategori cukup baik, yang saat itu bisa menjadi modal utama untuknya bekerja, bahkan sampai di luar negeri.
Namun karena kondisinya, Raden mengurungkan niat untuk melamar pekerjaan, bahkan dirinya juga merasa minder ketika bertemu orang lain hingga dia memilih untuk terus di dalam rumah.
Selama kurang lebih 1 tahun keadaan dalam keterpurukan itu dijalani Raden, hingga akhirnya ada satu temannya yang hobi fotografi mengajaknya untuk membuka diri dan belajar fotografi.
Akhirnya, Raden pun tertarik kemudian membeli kamera bekas model analog dan mulai belajar fotografi hingga bisa menguasai bidang tersebut dan masuk komunitas fotografer amatir di kawasan Jalan Banceuy.
Dari kegiatannya tersebut, kepercayaan diri Raden mulai terbangun kembali, dan bisa menjadikannya sebagai sumber penghasilan dengan menjual jasanya di acara pernikahan, khitan, hingga di objek wisata.
Namun masuk tahun 2000, seiring dengan perkembangan teknologi kamera digital, Raden menemui kegiatan ini tak mampu lagi menopang kehidupannya, di mana pelanggannya lebih memilih fotografer berkamera digital, sementara untuk kamera baru dirinya tak mampu beli, yang menyebabkannya memilih "gantung kamera". Terlebih pada tahun itu juga dirinya menjalani kehidupan baru sebagai suami.
Dengan ada istri yang harus dinafkahinya, Raden memutar otak dan mempertimbangkan berbagai opsi yang ada, hingga pilihannya jatuh pada usaha kuliner dengan berbekal pertimbangan pada krisis 1998 bahwa usaha bidang makanan ini adalah yang paling aman dan stabil dibandingkan lainnya, meski masih belum diputuskan makanan apa yang jadi usahanya.
Ulet berkarya dalam sunyi hingga mampu kuliahkan anak
Oleh Ricky Prayoga Selasa, 1 Oktober 2024 19:31 WIB