"Harapan kami Rp1 triliun, dan kalau masuk berarti kita akan dapat penerimaan daerah kurang lebih bisa sampai sekitar Rp80-90 miliar yang bisa dipakai untuk membangun jalan, perbaiki fasilitas kesehatan seperti Puskesmas, Rumah Sakit maupun sekolah," ujarnya.
Sebagai stimulus untuk merealisasikan harapan tersebut, Dedi mengatakan pihaknya akan memberikan relaksasi pajak dalam event GIIAS Bandung 2024 yakni berupa potongan 10 persen Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) bagi tiap unit kendaraan yang dibeli di sana, dan diskon 10 persen bagi masyarakat yang bayar pajak pada event GIIAS 2024 ini.
Bahkan, dia menerangkan dalam pembayaran pajak pada event tersebut, masyarakat tidak akan bertemu banyak petugas karena prosesnya terdigitalisasi hanya membutuhkan KTP Elektronik.
"KTP langsung ditap, kemudian dipindai sidik jarinya dan langsung keluar daftar kendaraan beserta pajaknya. Pembayaran juga menggunakan tiga cara, QRIS, Virtual Account, atau debet. Setelah membayar, bukti pembayaran pajak dan STNK pengesahan tahunannya langsung disampaikan secara digital melalui nomor WA dan email, jadi tidak ada cetak mencetak kalau ketemu polisi tinggal lihatin QR-nya nanti sudah tahu," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Proyek GIIAS Sri Vista Limbong mengungkapkan bahwa kesempatan untuk merealisasikan harapan transaksi itu masih ada, terlebih jika melihat sebaran otomotif nasional, di Jabar menempati posisi kedua setelah Jakarta, yakni 16 persen.
"Meski tahun 2024 ini mungkin daerah lain seperti Semarang memiliki tempat baru yang lebih luas, dan Surabaya juga demikian, tapi animonya di Jabar dan Bandung khususnya itu tinggi," ujarnya.
Terkait acara, katanya, pameran GIIAS Bandung 2024 akan menampilkan total 18 merek kendaraan bermotor yang terdiri dari 13 merek kendaraan penumpang roda empat dan lima merek kendaraan roda dua.
GIIAS Bandung 2024 dengan 18 merk diharapkan melebihi capaian 2023
Jumat, 13 September 2024 6:00 WIB