Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pertanian (Kementan) membuka hotline pengaduan pompa untuk membantu petani yang menghadapi kesulitan air akibat kekeringan panjang, yang mengganggu produktivitas pertanian di seluruh Indonesia, dengan menyediakan kontak darurat bagi kebutuhan irigasi mereka.
"Silahkan menghubungi 085211218544 (whatsApp chat only) lalu sebutkan nama daerah, persoalan atau kondisi saat ini, luasan lahan yang terdampak kekeringan dan ketersediaan sumber air di sekitar lokasi," kata Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan Moch. Arief Cahyono dikonfirmasi di Jakarta, Minggu.
Ia menyampaikan bahwa layanan kontak pengaduan tersebut bisa dihubungi setiap saat selama 24 jam.
Setiap pengaduan yang diterima Kementan akan diverifikasi dan segera diberikan bantuan apabila telah sesuai.
"Yang terpenting para petani sudah tergabung dalam kelompok tani dan terdaftar dalam Simluhtan," ujarnya.
Menurut Arief, kategori pengaduan meliputi daerah sawah tadah hujan subur yang terdampak kekeringan parah, di mana terdapat sumber air namun tidak memiliki sarana irigasi seperti pompa yang memadai.
"Misalnya, jika di satu daerah sedang melakukan pertanaman lalu kekurangan suplai air irigasi bisa diadukan melalui kontak di atas.
Atau jika di suatu daerah terdapat sumber air tapi belum dimanfaatkan secara optimal bisa juga disampaikan ke kontak tersebut," jelasnya.
Dia mencontohkan daerah yang telah berhasil ditangani dan saat ini dalam penanganan keluhan kekeringan di Kabupaten Subang dan Indramayu di Provinsi Jawa Barat.
Ia mengatakan bahwa Kementan telah membantu dengan cepat pompanisasi di Desa Jati Ragas Hilir, Kabupaten Subang, dengan luas areal yang diselamatkan 133 hektare dengan pompa 6 inch dua unit.
Begitu pula di Kabupaten Indramayu dengan luas areal sawah yang mengalami kekeringan di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Kadanghaur 381 hektare dan Kecamatan Losarang 1.163 hektare.
“Gerak cepat ini sangat diperlukan karena petani tidak boleh gagal panen. Kita berupaya maksimal untuk bantu petani. Ini menjadi perhatian utama Bapak Mentan dan Wamentan. Beliau terus memantau sepanjang hari selama 24 jam,” tegasnya.
Pompanisasi Garut
Sementara itu, Kementerian Pertanian (Kementan) menyalurkan bantuan sebanyak 286 mesin pompa untuk mengairi lahan pertanian yang dilanda kekeringan akibat kemarau di Kabupaten Garut, Jawa Barat, agar lahan pangan tetap produktif.
"Kementan itu sekarang memberikan bantuan mesin pompa, ada 286 pompa yang sudah diterima di Garut," kata Sekretaris Daerah Pemkab Garut Nurdin Yana di Garut, Rabu.
Ia menuturkan bantuan mesin pompa yang didistribusikan oleh Kementan itu merupakan program nasional untuk setiap daerah yang membutuhkan mesin pompa dalam rangka mengatasi lahan pertanian yang dilanda kekeringan.
Kabupaten Garut masuk dalam program Kementan tersebut dan mendapatkan bantuan mesin pompa yang nantinya akan digunakan oleh kelompok tani maupun brigade seperti dari jajaran Kodim di Garut.
"Mekanismenya kita hanya menerima hibah saja ke beberapa kelompok tani, ada dari Kodim juga," katanya.
Ia mengatakan bantuan pompa itu untuk menarik air permukaan dari aliran irigasi ke areal lahan pertanian yang dilanda kekeringan atau kekurangan pasokan air saat musim kemarau.
Tujuan dari pompa air irigasi itu setidaknya dapat mengurangi risiko gagal panen akibat kekurangan air saat musim kemarau, sehingga lahan pertanian tetap bisa panen dan memberikan keuntungan bagi petani.
"Diharapkan jangan sampai puso dampak kekeringan, makanya dilakukan seperti itu, pompanisasi," katanya.
Pompa Subang
Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Pemerintah Kabupaten Subang, Jawa Barat gerak cepat melakukan pengairan sawah melalui pompa atau pompanisasi di sejumlah titik sentra padi yang ada di daerah tersebut.
"Salah satu pengairan untuk lahan sawah yang dilakukan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian atau Ditjen PSP Kementan bersama Pemkab Subang yakni dilakukan di Desa Jatiragas, Kecamatan Patokbeusi," kata Dirjen PSP Kementan Andi Nuralamsyah dalam keterangan di Jakarta, Minggu.
Dia menyampaikan bahwa di daerah itu, pemerintah melakukan pemasangan pompa 6 inci sebanyak dua unit untuk menarik air dari sungai setempat ke saluran sawah sekunder yang luasnya mencapai 133 hektare.
Andi mengatakan bahwa selama ini wilayah tersebut merupakan wilayah penghasil padi tinggi dan dapat menyumbang kontribusi terhadap pangan nasional.
Namun, kata dia, saat ini kondisinya mengalami kekeringan sehingga petani tak berdaya dan tak bisa melakukan penanaman padi. Oleh karena itu, pemerintah terus menggencarkan program pompanisasi yang digagas Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.
"Mitigasi yang telah dilaksanakan di Desa Jatiragas Hilir seluas 133 hektare. Kami langsung memasang pompa sebanyak 2 unit agar sawah kering bisa dilakukan produksi," ujar Andi.
Ia menuturkan bahwa lokasi tersebut diairi dari aliran di Desa Barugbug yang terhubung langsung ke berbagai wilayah lainnya. Sebagian lahan lainnya bahkan sudah menjadi lahan sawah tadah hujan yang biasa diolah para petani setempat.
"Untuk antisipasi awal, lahan sawah tersebut sudah kami airi dan dilakukan langkah permanen dengan irigasi perpompaan yang saat ini sedang dibuat saluran," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kementan buka kontak darurat pompa bagi petani di seluruh Indonesia