Bandung (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat memperkuat peran peran Badan Penasihatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) untuk menekan angka perceraian di daerah tersebut.
Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin mengatakan peningkatan peran BP4 sangat penting dalam memberikan konseling, nasehat, dan mediasi kepada pasangan yang mengalami masalah dalam rumah tangga.
Baca juga: Judi berkontribusi pada konflik rumah tangga yang bisa berujung cerai, sebut BKKBN
“Di Jabar itu kami memiliki Badan Penasihatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) untuk menekan angka perceraian yang tinggi,” kata Bey usai menggelar nikah massal pada rangkaian kegiatan West Java Festival (WJF) di Bandung, Sabtu.
Ia menyampaikan keharmonisan keluarga menjadi tolak ukur terhadap kemajuan dan kesejahteraan masyarakat dalam membangun bangsa yang berkualitas.
"Ini pada gilirannya akan berkontribusi besar terhadap kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Jabar," kata dia.
Lebih lanjut, ia juga menekankan pentingnya menjaga keharmonisan dalam rumah tangga, terutama dalam menghadapi tantangan-tantangan yang sering menjadi penyebab perceraian.
Dirinya berpesan agar setiap pasangan menjauhi perilaku kasar dan keras, serta lebih mengutamakan pengertian dan saling memahami satu sama lain.
“Kami berpesan jangan sampai ada kata-kata kasar, jangan keras pada pasangan, harus pengertian dan saling memahami. Saya juga berpesan agar semua menjauhi pinjaman online dan judi online,” katanya.
Sementara itu, Kepala Kanwil Kemenag Jawa Barat Ajam Mustajam Ajam mengungkapkan bahwa Jabar menjadi provinsi dengan angka perceraian tertinggi di Indonesia.