Jakarta (ANTARA) - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan pertumbuhan ekonomi Republik Indonesia (RI) tetap baik didukung oleh permintaan domestik dan ekspor di tengah mulai meredanya ketidakpastian pasar keuangan global.
"Ekspor tercatat meningkat didorong oleh permintaan mitra dagang utama dan kenaikan ekspor jasa," kata Perry dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur BI Bulan Agustus 2024 di Jakarta, Rabu.
Pertumbuhan ekonomi triwulan II-2024 tercatat sebesar 5,05 persen year on year (yoy) terutama didukung oleh konsumsi rumah tangga dan investasi.
Perry menuturkan berdasarkan lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi terutama ditopang oleh industri pengolahan konstruksi serta perdagangan besar dan eceran
Secara spasial, pertumbuhan tercatat meningkat di sebagian besar wilayah Indonesia dengan pertumbuhan tertinggi di wilayah Bali, Nusa Tenggara dan Sulawesi, Maluku, Papua.
Ke depan pertumbuhan ekonomi perlu terus didorong sehingga tetap dapat menjaga keyakinan pelaku ekonomi terhadap prospek perekonomian nasional.
Khususnya konsumsi rumah tangga perlu semakin ditingkatkan sejalan dengan berakhirnya faktor musiman terkait dengan Hari Besar Keagamaan Nasional dan dampak pelaksanaan Pemilu pada semester I-2024.
"Berlanjutnya proyek strategis nasional, kami perkirakan dapat meningkatkan investasi khususnya investasi swasta," ujarnya.
Kenaikan stimulus fiskal pada 2024 yaitu dari 2,3 persen menjadi 2,7 persen dari produk domestik bruto (PDB) diharapkan dapat juga secara efektif memberikan dampak positif terhadap pengganda perekonomian.
Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada 2024 berada dalam kisaran 4,7 persen sampai dengan 5,5 persen.Bank Indonesia terus memperkuat sinergi stimulus fiskal pemerintah dengan stimulus makroprudensial BI untuk mendukung pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan, khususnya dari segi permintaan.
Sementara itu, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan Bank Indonesia (BI) akan kembali mempertahankan BI-Rate di level 6,25 persen pada Rapat Dewan Gubernur Agustus 2024.
"Kami memperkirakan bahwa BI tidak akan terburu-buru dalam mengambil keputusan penurunan suku bunga," kata Josua saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, meskipun kondisi pasar keuangan global telah membaik akibat sentimen risk-on yang didorong oleh meningkatnya potensi penurunan suku bunga The Fed dan inflasi domestik yang stabil, yang membuka ruang untuk penurunan BI-Rate, BI masih akan mempertimbangkan ketidakpastian global, terutama terkait kondisi geopolitik dan prospek pertumbuhan ekonomi global yang diproyeksikan melambat.
BI diproyeksikan akan mulai menurunkan BI-Rate setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed secara definitif menurunkan suku bunga acuan Federal Funds Rate (FFR).
Ketidakpastian global terkait ketegangan geopolitik dan prospek pertumbuhan ekonomi global masih mengkhawatirkan, sehingga menimbulkan risiko bagi pergerakan rupiah meskipun kondisi ekonomi domestik Indonesia cukup kuat.
"Perlambatan ekonomi global ini dapat memberikan tekanan pada sektor eksternal Indonesia, sehingga meningkatkan risiko pelebaran defisit neraca transaksi berjalan di tengah tren ekspansi defisit fiskal," ujarnya.
Ia menuturkan fundamental ekonomi Indonesia saat ini cukup solid dan masih prospektif. Sebagian besar tekanan berasal dari eksternal, terutama terkait dengan ketegangan geopolitik, suku bunga kebijakan global, dan kondisi ekonomi global.
"Jika tekanan eksternal mulai mereda, kami melihat adanya ruang yang cukup bagi BI untuk melakukan penurunan suku bunga," tuturnya.
Selain mempertimbangkan pelonggaran kebijakan moneternya, BI diperkirakan akan mempertimbangkan penerapan exit strategy dari kebijakan Sekuritas Rupiah BI (SRBI) dalam jangka pendek.
Ruang untuk pemangkasan BI-Rate semakin terbuka di paruh kedua tahun 2024 jika kondisi eksternal terus membaik dan mendukung sentimen risk-on, sehingga dapat mendukung terjaganya stabilitas nilai tukar rupiah.
"Jika semua kondisi terbukti mendukung, ada kemungkinan BI akan mengalihkan fokus kebijakan moneternya dari stabilitas ke pertumbuhan," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BI: Ekonomi RI tetap baik didukung permintaan domestik dan ekspor