Restoran Anisah yang diberi nama Nom Nom itu pun mulai dikenal oleh banyak orang dari berbagai kalangan, mulai dari orang Indonesia --termasuk para pelajar Indonesia yang banyak tinggak di kawasan Haidian--, kalangan ekspaktriat dari Australia, Jerman maupun negara lain, dan tentu saja orang lokal China.
Anisah pun terjun langsung sebagai koki, termasuk membuat berbagai bumbu hingga garnis pelengkap seperti bawang goreng. Untuk mendapatkan bahan baku yang dapat menjaga cita rasa Indonesia, ia harus mendatangi pasar-pasar besar di Beijing untuk mendapatkan bumbu tersebut.
Bila tidak ada di pasar, Anisah pun harus memesan dari luar negeri seperti sejumlah daun-daunan untuk bumbu dari Thailand. Sedangkan untuk daging-dagingan baik sapi maupun ayam, ia mencari "supplier" yang memiliki sertifikat halal sehingga meski harga dagingnya sedikit lebih mahal namun bersih tapi tidak cepat basi bila disimpan secara tepat.
Pada akhir 2022 lokasi restoran dipindah ke Huachuang Life Plaza, Olympic Village, distrik Chaoyang, Beijing yang tidak terlalu jauh dari rumahnya. Lokasi itu juga dekat dengan kompleks stadion Olimpiade Beijing sehingga banyak turis yang dapat menjadi "market".
Banyak pengunjung restoran adalah pengunjung lama yang mengajak teman-teman dan keluarganya. Ada pengunjung yang tadinya pelajar, kemudian menikah dan punya anak tetap datang ke restoran itu meski sudah pindah lokasi. Anisah pun kerap meluangkan waktu untuk ngobrol dengan pengunjung.
Indonesia Fair
Upaya memperkenalkan cita rasa masakan Indonesia juga dilakukan oleh Kedutaan Besar Indonesia di Beijing. Setiap tahun, KBRI Beijing menggelar "Indonesia Fair", sebuah even untuk menunjukkan kekayaan budaya Indonesia, termasuk makanan.
"Kami menyadari bahwa gastrodiplomasi adalah salah satu cara untuk menarik perhatian sekaligus memperkenalkan kuliner Indonesia kepada masyarakat China khususnya di Beijing, jadi nanti di Indonesia Fair akan ada siomay khas Bandung, lalu ada juga pempek dari Palembang, kemudian makanan dari daerah lain," kata Koordinator Fungsi Penerangan Sosial dan budaya KBRI Beijing Dewi Avilia.
Gastrodiplomasi, menurut Dewi, juga wujud diplomasi "people to people" sehingga cara diplomasi lebih luwes dan cair.
"Kalau mereka sudah kenal dengan makanan kita, maka untuk 'branding' masakan asal Indonesia juga akan lebih mudah di sini, harapannya masakan Indonesia juga bisa bersaing dengan makanan asal negara Asia Tenggara lain yang memang sudah dikenal lebih dulu di China," tambah Dewi.
Anisah, memperkenalkan rasa Indonesia di Beijing China
Oleh Desca Lidya Natalia Sabtu, 10 Agustus 2024 14:30 WIB