Istanbul, Turki (ANTARA) - Raksasa makanan cepat saji AS McDonald's pada Kamis (4/4) mengatakan akan membeli 225 restorannya di Israel setelah berakhirnya perjanjian waralaba dengan Alonyal Limited selama 30 tahun.
McDonald's menghadapi seruan boikot sejak Alonyal membagikan ribuan porsi makanan gratis kepada pasukan Israel, menyusul gelombang serangan yang menewaskan lebih dari 33.000 orang Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, di Gaza.
Dalam pernyataannya, McDonald's mengatakan Alonyal mempekerjakan 5.000 orang di seluruh Israel, yang semuanya akan dipertahankan setelah pihaknya selesai bertransaksi dalam beberapa bulan mendatang.
“Setelah transaksi selesai, McDonald’s Corporation akan mengendalikan restoran dan operasional Alonyal Limited, dan karyawannya akan tetap dipertahankan dengan persyaratan yang setara," ujar Jo Sempels, Presiden International Developmental Licensed Markets di McDonald’s Corporation, dalam keterangan persnya.
Sempels mengatakan McDonald’s tetap berkomitmen pada pasar Israel, dan memastikan pengalaman positif bagi karyawan dan pelanggan di masa depan.
Waralaba McDonald's banyak dimiliki dan dioperasikan secara lokal. CEO perusahaan itu, Chris Kempczinski, sebelumnya mengatakan bahwa konflik di Gaza merugikan bisnis mereka.
Komunitas Muslim AS boikot Gedung Putih
Sejumlah tokoh komunitas Muslim di Amerika Serikat dan pendukung mereka berunjuk rasa dengan menggelar buka puasa mandiri di depan Gedung Putih demi menuntut gencatan senjata segera dan permanen di Jalur Gaza.