Spektrum - Menjaga populasi elang jawa, sang penguasa langit di Gunung Ciremai
Oleh Fathnur Rohman Minggu, 4 Agustus 2024 16:26 WIB
Hasilnya, populasi elang jawa di Gunung Ciremai kian terjaga serta menunjukkan bahwa habitatnya masih lestari, dengan satwa mangsa yang tersedia dan tingkat ancaman yang rendah.
Balai TNGC mencatat pada 2015, jumlah elang jawa yang terpantau di Gunung Ciremai hanya terpantau sebanyak 15 individu. Namun, berkat upaya konservasi berkelanjutan, populasi spesies ini meningkat menjadi sekitar 40 individu yang tersebar di 12 site monitoring.
Dari 40 individu yang ada, terdiri dari 27 dewasa, 12 remaja, dan satu anakan. Angka ini menunjukkan ekosistem hutan di Gunung Ciremai mampu mendukung perkembangbiakan elang jawa tanpa adanya gangguan berarti.
Keunikan Elang Jawa
Di Gunung Ciremai, ditemukan fenomena menarik terkait reproduksi elang jawa. Biasanya, spesies ini berkembang biak setiap dua tahun sekali, tetapi di kawasan ini spesies tersebut cenderung melakukan perkawinan setahun sekali.
Selama periode 2018 hingga 2022, hampir setiap tahun ditemukan anakan elang jawa di sarang-sarang yang terpantau seperti di kawasan Cilengkrang, Cipari dan Bantar Agung (Majalengka).
Laporan Balai TNGC serta hasil penelitian menyebutkan anakan elang jawa yang lahir setahun sekali biasanya betina, karena proses pengasuhannya lebih cepat dibanding jantan yang membutuhkan waktu lebih lama untuk belajar berburu.
Keunikan elang jawa pun bisa terlihat pada pola perkembangbiakannya. Hewan ini dikenal sebagai spesies monogami yang setia pada satu pasangan.
Burung dengan kemampuan jelajah yang cukup hebat ini, hanya akan bereproduksi ketika usianya sudah memasuki tiga sampai empat tahun.
Menyitir laporan sebuah publikasi ilmiah yang dimuat di laman resmi Institut Pertanian Bogor (IPB), elang jawa kerap memilih pohon kedondong serta pinus sebagai lokasi bersarang dengan titiknya berada di perbatasan kawasan lembah dan perbukitan, serta dekat sumber air atau sungai.