Bandung (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat mengungkapkan bahwa industri daerah itu, saat ini menggeliat seiring dengan terjadinya peningkatan impor bahan baku/penolong.
Berdasarkan data yang dimilikinya, nilai impor menurut golongan penggunaan bahan konsumsi dan bahan baku/penolong selama Juni 2024, mengalami peningkatan dibanding bulan yang sama 2023, yakni sebesar 25,01 persen dan 8,64 persen, sedangkan Barang Modal turun 15,31 persen.
Baca juga: BPS: Inflasi Jabar Februari 2024 dipengaruhi harga beras
"Ini artinya, geliat industri kita mulai terlihat karena ada peningkatan impor untuk bahan baku/penolong," kata Kepala BPS Jawa Barat Marsudijono di Bandung, Kamis.
Adapun secara keseluruhan, nilai impor Jawa Barat pada Juni 2024 mencapai 1,06 miliar dolar AS atau turun sebesar 4,25 persen dibandingkan dengan Mei 2024.
Hal ini, kata Marsudijono, dipengaruhi oleh turunnya impor nonmigas sebesar 5,9 persen, sedangkan impor migas yang naik 3,93 persen.
Apabila dibandingkan dengan Juni 2023, terjadi peningkatan nilai impor sebesar 6,93 persen.
Jika dilihat dari 10 golongan barang utama, nilai impor nonmigas pada Juni 2024 Jawa Barat, sebagian besar mengalami penurunan dibanding Mei 2024, dan hanya tiga golongan yang mengalami peningkatan.
Apabila dilihat lebih rinci, diketahui bahwa penurunan terbesar dialami golongan filamen buatan sebesar 34,17 juta dolar AS atau 37,18 persen, diikuti golongan kain rajutan sebesar 19,30 juta dolar AS atau 22,35 persen, serta golongan mesin dan perlengkapan elektrik sebesar 13,12 juta dolar AS atau 9,05 persen.
BPS Jabar sebut industri menggeliat seiring peningkatan impor bahan baku
Jumat, 2 Agustus 2024 6:05 WIB