Bandung (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat (Jabar) mencatat pada Desember 2023 terjadi inflasi secara tahunan atau atau year on year (yoy) sebesar 2,48 persen.
“Posisi secara tahunan untuk Jawa Barat mencapai 2,48 persen, ini jauh lebih rendah dari angka inflasi nasional tahunan pada Desember 2023 sebesar 2,61 persen,” kata Kepala BPS Provinsi Jabar Marsudijono, di Bandung, Selasa.
Berdasarkan hasil pemantauan BPS di tujuh kota di Jabar pada Desember 2023 terjadi inflasi yoy sebesar 2,48 persen atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 115,11 pada Desember 2022 menjadi 117,96 di Desember 2023.
Marsudijono mengungkapkan dari tujuh kota di Jabar, IHK seluruhnya mengalami inflasi tahunan pada Desember 2023, dengan tertinggi terjadi di Kota Bogor sebesar 3,36 persen dan IHK 119,42 sementara yang terendah terjadi di Kota Bandung sebesar 0,63 persen dengan IHK 116,16.
“Kota Bandung secara tahunan Desember 2022 merupakan inflasi tertinggi di Pulau Jawa sebesar 7,45 persen, dan pada tahun 2023 merupakan inflasi terendah di Pulau Jawa sebesar 0,63 persen,“ katanya pula.
Sementara itu, kata dia lagi, kota-kota lainnya juga mengalami inflasi tahunan, yaitu Kota Cirebon sebesar 3,22 persen dengan IHK 113,87, Kota Sukabumi sebesar 2,72 persen dengan IHK 116,40, Kota Bekasi sebesar 3,14 persen dengan IHK 119,30, Kota Depok sebesar 2,49 persen dengan IHK 117,76 dan Kota Tasikmalaya sebesar 2,84 persen dengan IHK 114,96.
Jika dilihat berdasar kelompok, penyumbang inflasi secara tahunan, yang terbesar adalah makanan, minuman dan tembakau yang mengalami inflasi sebesar 6,47 persen dan memberi andil sebesar 1,60 pada inflasi tahunan, dengan komoditas yang memberikan andil terbesar pada kelompok ini adalah beras (0,49 persen), cabai merah (0,28 persen), dan rokok kretek filter (0,17 persen).