Cianjur (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menggencarkan sosialisasi terkait pola hidup sehat dengan rutin melakukan gotong-royong membersihkan lingkungan tempat tinggal guna menekan kasus demam berdarah dengue (DBD) yang menyebabkan 10 meninggal dunia.
Kepala Dinkes Cianjur dr Yusman Faisal di Cianjur, Sabtu, mengatakan berbagai upaya dilakukan pemerintah dalam menekan kasus DBD salah satunya dengan menyebar nyamuk Wolbachia yang membawa bakteri dengan kemampuan menonaktifkan virus dengue dalam tubuh nyamuk Aedes Aegypti.
"Berbagai upaya dilakukan termasuk menggencarkan sosialisasi terkait pola hidup sehat, sedangkan terkait penyebaran nyamuk Wolbachia kami masih menunggu kepastian kapan akan dilepaskan di Cianjur untuk menekan angka kasus DBD," katanya.
Dia menjelaskan pelepasan nyamuk tersebut baru dalam tahap uji coba di beberapa kota/kabupaten di Jawa Barat dan Provinsi lainnya di Indonesia, jika sudah teruji akan dilakukan di sejumlah kota/kabupaten lainnya.
"Nyamuk Wolbhacia yang disebar baru sampling di beberapa kota/kabupaten di Jabar salah satunya di Bandung, untuk Kabupaten Cianjur belum ada koordinasi dari Kementerian Kesehatan maupun Dinkes Provinsi Jabar," katanya.
Sambil menunggu pelepasan nyamuk tersebut secara merata, pihaknya tetap menggencarkan sosialisasi terkait upaya pencegahan dan membasmi nyamuk DBD dengan cara rutin membersihkan lingkungan tempat tinggal dari genangan air dan wadah tempat nyamuk berkembang biak.
"Kami menggiatkan warga di sejumlah wilayah yang rawan terjadi kasus DBD rutin melakukan gotong-royong membersihkan lingkungan tempat tinggalnya agar tidak ada tempat untuk nyamuk bersarang dan berkembang biak," katanya.
Sedangkan pengasapan tetap dilakukan meski hanya membunuh nyamuk dewasa, sedangkan untuk membunuh jentik nyamuk tetap harus dilakukan dengan kegiatan bersih-bersih bersama termasuk mengubur benda atau barang yang dapat dijadikan tempat nyamuk berkembang biak."Pengasapan hanya membunuh nyamuk dewasa, untuk memberantas sarang nyamuk harus dilakukan secara rutin termasuk melakukan 3 M menguras, menutup dan mengubur benda yang dapat dijadikan tempat nyamuk berkembang biak," katanya.
Pihaknya mencatat sepanjang tahun 2024 dari Januari hingga Juni terdapat 910 kasus DBD yang menimpa warga di sejumlah kecamatan di Cianjur, sedangkan 10 orang di antaranya meninggal dunia karena terlambat penangan dan sebagian kecil disertai penyakit penyerta.
"Berbagai langkah akan terus dilakukan guna menekan angka kasus DBD termasuk melakukan upaya pencegahan dan dengan melibatkan antar dinas," kata Yusman.