Spektrum - Mengolah lahan mangkrak jadi tambak nila salin ramah lingkungan
Selasa, 9 Juli 2024 7:05 WIB
Hidupkan aset negara
Memanfaatkan aset negara yang tak lagi berfungsi, sang nakhoda KKP lantas menyulap kawasan tambak itu sebagai lokasi budi daya ikan nila salin.
KKP memulai upaya dengan memperbarui dan menggunakan tambak ini sebagai lokasi budi daya ikan nila salin.
Nila salin tersebut merupakan terobosan pengembangan varietas nila yang dapat lebih tahan terhadap tingkat salinitas air serta tahan penyakit sehingga cocok dengan lahan tambak yang berada di daerah pesisir dengan jenis air payau. Dikutip dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), ikan dengan nama komersial nila salina ini dikembangkan sejak 2013.
Dengan menggelontorkan anggaran sebesar Rp76 miliar, Trenggono membangun terobosan proyek percontohan atau yang kerap disebutnya modeling pada 2023 dengan komoditas unggulan yakni tilapia atau nila salin.
Proyek ini telah diresmikan Presiden Joko Widodo pada awal Mei 2024. Kini pengelolaan dilakukan oleh Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budi Daya (BLUPPB) yang merupakan kepanjangan tangan KKP. Gelontoran anggaran itu pun lantas menyulap bekas tambak udang terbengkalai menjadi tambak yang berpotensi menghasilkan pundi-pundi rupiah serta menyerap tenaga kerja lokal.
Beberapa perubahan pun terjadi kala "tangan dingin" KKP hadir memoles proyek yang terbagi dalam empat kawasan tambak, yakni Blok A, B, C, dan D. Perubahan nyata itu meliputi perbaikan infrastruktur jalan, perkantoran, penerangan, hingga penataan kolam produksi pun dilakukan.
Produktivitas salah satu program prioritas KKP ini diproyeksikan mampu mencapai sekitar 7.020 ton per siklus atau mencapai sekitar Rp210,6 miliar dengan asumsi harga jual nila salin per kilogram Rp30.000 dengan harga pokok produksi Rp24.500 per kilogram. Dengan demikian maka keuntungan yang didapat diprediksi mencapai Rp38,6 miliar.
Benih-benih ikan nila salin hasil produksi Balai Besar Perikanan Budi Daya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi, Jawa Barat, yang ditebarkan itu berkualitas tinggi serta telah diberi vaksin. Nilai us ini diyakininya mampu mengembalikan modal yang digelontorkan dalam kurun waktu 3 tahun.
Nila merupakan satu dari lima komoditas unggulan yang memiliki potensi pasar internasional yang besar.
Menilik data KKP, potensi pasar global nila pada 2024 sebesar 14,46 miliar dolar AS, sedangkan proyeksi pada 2034 diperkirakan mencapai 23,02 miliar dolar AS sehingga tak heran jika komoditas ini dipilih.
Menilik data KKP, potensi pasar global nila pada 2024 sebesar 14,46 miliar dolar AS, sedangkan proyeksi pada 2034 diperkirakan mencapai 23,02 miliar dolar AS sehingga tak heran jika komoditas ini dipilih.