Jakarta (ANTARA) - DBS Group Research memproyeksikan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akan menguat di kuartal keempat (Q4) tahun ini, dengan asumsi bank sentral AS atau The Fed menurunkan suku bunga mendekati atau tepat pada kuartal keempat 2024.
“Menurut pandangan kami, (nilai tukar rupiah terhadap dolar AS) di kuartal ketiga akan sideways (cenderung stagnan). Kemudian pada akhir tahun ini, kita akan melihat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang lebih kuat dibandingkan dengan dolar AS,” kata FX Strategist, Global Financial Markets DBS Bank, Terence Wu di Jakarta, Rabu.
Dia memperkirakan, tren pelemahan rupiah masih terjadi di kuartal ketiga tahun ini meskipun tidak melemah signifikan. Selain pemangkasan suku bunga yang belum pasti, jelas dia, pelemahan rupiah juga sejalan dengan mata uang di negara-negara Asia yang masih melemah.
DBS memproyeksikan, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada kuartal ketiga berada di kisaran Rp16.000 hingga Rp16.500 per dolar AS. Pada akhir tahun, rupiah menguat di kisaran Rp16.000 atau sedikit di bawah Rp15.800 apabila The Fed menurunkan suku bunga.
Terence menambahkan, faktor penting yang juga mempengaruhi pergerakan rupiah yaitu perbedaan yield atau imbal hasil obligasi pemerintah Indonesia dan obligasi pemerintah AS atau US Treasury.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: DBS perkirakan rupiah menguat di Q4 jika The Fed turunkan suku bunga