Jakarta (ANTARA) - Bank DBS menilai Bursa Efek Indonesia (BEI) menjadi pasar saham dengan performa paling prospektif di kawasan Asia Tenggara, setidaknya hingga akhir tahun 2023.
Head of Research DBS Group Maynard Arif menyatakan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) BEI yang saat ini berada di level 6.961,46 menunjukkan pasar yang positif berdasarkan perbandingan pertumbuhan ekonomi dengan valuasi indeks saham.
"IHSG sendiri walaupun volatil, dibandingkan dengan market-market di ASEAN, market Indonesia masih yang paling prospektif sampai akhir tahun 2023, dilihat dari pertumbuhan ekonomi dan dibandingkan dengan valuasi daripada indeks saham kita," kata Maynard dalam acara Group Interview Bersama Ekonom Bank DBS di Jakarta, Senin.
Dengan adanya kinerja yang terus bertumbuh, Maynard memproyeksikan IHSG BEI dapat mencapai level 7.500 pada akhir tahun 2023. Di kawasan Asia, pasar saham yang juga menunjukkan kinerja prospektif yakni Indeks Hang Seng yang saat ini tercatat 18.890 dengan target capaian 22.000 pada akhir tahun.
Performa IHSG di tengah lambatnya perekonomian global mengungguli sejumlah bursa saham lain seperti Strait Times Index yang tercatat 3.191, SET Index yang sebesar 1.505, serta PSE Index sebesar 6.393.
“Secara ranking mungkin agak kecil, kita melihat bahwa itu lebih positif terhadap Hong Kong China market, lalu Indonesia, sementara negara-negara lain cenderung netral ataupun negatif. Untuk Indonesia sendiri, market kita sampai saat ini kan masih cenderung positif jadi performanya terbaik di ASEAN,” ujar Maynard.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa sejauh ini ada tiga negara yang mengungguli kinerja pasar saham Indonesia, yaitu Korea Selatan, Taiwan dan India.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Bank DBS nilai BEI jadi pasar saham paling prospektif di Asia Tenggara