"Kita dari tahun 2022 bekerjasama dengan Bank Indonesia, menggagas untuk budidaya penanaman padi sehat atau padi organik, sejalan juga dengan pengembangan agrowisata disini, bersama-sama dengan BUMDes,” katanya.
Menurutnya, alasan Gapoktan Fajar Agung memilih beralih ke pertanian organik, salah satunya karena sulit mendapatkan akses pupuk, kemudian juga efek penggunaan pupuk kimia yang terlalu tinggi ternyata juga berdampak buruk pada lingkungan.
Apalagi, lanjut dia, Desa Bantar Agung berada di hulu tepatnya di kaki Gunung Ciremai, yang mengairi desa-desa lain, sehingga sudah menjadi tanggung jawab bersama untuk menjaga keragaman hayati di lingkungan persawahan dengan menggunakan organik.
"Alhamdulillah dengan berjalan tiga tahun sekarang, masyarakat sudah banyak yang tertarik sehingga mereka mulai beralih ke organik," ujarnya.
Petani Aceh belajar agrowisata pertanian organik di desa wisata Bantar Agung Majalengka
Kamis, 27 Juni 2024 21:20 WIB