Banda Aceh (ANTARA) - Sejumlah petani Aceh yang tergabung dalam kelompok tani dan unit usaha pesantren mengunjungi Desa Wisata Bantar Agung, Sindangwangi, Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat (Jabar), untuk mempelajari pengelolaan agrowisata pertanian organik.
Manajer Fungsi Pelaksanaan Pengembangan UMKM Bank Indonesia Provinsi Aceh Syafiqar Nabil di Majalengka, Kamis, mengatakan pihaknya membawa petani Aceh studi banding ke Majalengka sebagai upaya meningkatkan keterampilan petani dalam membangun pertanian berbasis agrowisata.
"Kita ingin melihat bagaimana pengembangan pertanian menjadi sektor agrowisata, yang menunjukkan keindahan ekologi alamnya dan juga aspek kemanfaatan pertanian organik yang bisa menarik masyarakat buat ke sini," katanya.
Menurut dia, lahan persawahan di Desa Wisata Bantar Agung, Sindangwangi itu diuntungkan dengan kondisi alam yang berbukit-bukit, sehingga dimanfaatkan menjadi persawahan terasering yang menyuguhkan pemandangan indah, serta sungai-sungai kecil dan air terjun.
"Melalui program ini kita harapkan petani kita Aceh bisa dapat memanfaatkan area pertanian mereka sekaligus menjadi area agrowisata, seperti Gampong Nusa. Karena di Aceh masih banyak potensi agrowisata dengan keunggulan masing-masing daerah,” ujarnya.
Pertanian organik di Desa Bantar Agung dikembangkan oleh Gapoktan Fajar Agung. Program ini terlaksana atas binaan Bank Indonesia Cirebon, dimana petani melakukan penanaman padi sepenuhnya secara organik, sekaligus juga mendukung agrowisata dengan pemberian infrastruktur penunjang.
Sementara itu, Pembina Gapoktan Fajar Agung Usaeri mengatakan pengembangan kawasan pertanian organik itu telah dilakukan di atas lahan kas desa dengan luas 5 hektare. Pihaknya menargetkan budidaya pertanian organik mencapai 15 hektare, yang dilakukan secara berkelanjutan.
Petani Aceh belajar agrowisata pertanian organik di desa wisata Bantar Agung Majalengka
Kamis, 27 Juni 2024 21:20 WIB