Kota Bandung (ANTARA) - Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Kota Bandung Dharmawan menegaskan deteksi dini menjadi kunci utama dalam mencegah potensi konflik sosial di Kota Kembang.
Dharmawan menyampaikan bahwa konflik sosial sering kali dipicu oleh persoalan kecil yang tidak tertangani dengan cepat.
Baca juga: Pemkot Bandung rekomendasikan UMK naik 6,5 persen jadi Rp4.482.194
“Potensi konflik sekecil apapun harus segera diidentifikasi dan ditangani sejak dini, terutama di tingkat kewilayahan. Jika dibiarkan, hal-hal kecil ini bisa berkembang menjadi masalah besar yang mengganggu stabilitas kota,” kata Dharmawan dalam rapat koordinasi Tim Terpadu Penanganan Konflik Sosial di Bandung, Jawa Barat, Selasa.
Menurutnya, Kota Bandung sebagai kota metropolitan dengan keberagaman etnis, budaya, dan kepentingan memiliki kerawanan tersendiri.
“Meski Kota Bandung selama ini dikenal kondusif, kita harus tetap waspada. Jangan sampai konflik muncul dan berkembang. Ini membutuhkan kesiapsiagaan dari seluruh pihak,” katanya.
Selain itu, ia juga berharap terjalin komunikasi yang efektif dan koordinasi lintas sektor dalam upaya pencegahan konflik.
“Kita perlu pola komunikasi yang baik antara pemerintah, kewilayahan, dan masyarakat. Sinergi ini akan membantu kita meredam potensi konflik sejak dini,” ungkapnya.
Untuk itu, Dharmawan mengajak seluruh perangkat daerah, camat, dan pemangku kepentingan untuk lebih aktif dalam menjaga stabilitas di wilayah masing-masing, terutama menjelang momen Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.
“Saya minta semua pihak berperan aktif menjaga situasi kondusif. Mari bersama-sama memastikan perayaan akhir tahun berjalan aman dan nyaman,” kata dia.
Sementara itu, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Bandung Bambang Sukardi turut menyampaikan pentingnya peran kewilayahan dalam penanganan konflik.
“Permasalahan yang muncul di wilayah jangan langsung dilempar ke tingkat atas. Selesaikan dulu di tingkat bawah, dan jika perlu kami siap membantu melalui koordinasi lintas sektor,” ungkap Bambang.