Selain itu, kata dia, ada inovasi lain dalam ibadah haji tahun ini yaitu skema Murur di Muzdalifah. Murur adalah bermalam dengan cara melintas, setelah melakukan wukuf di Arafah, dimana jamaah tetap berada di dalam bus saat melewati Muzdalifah tanpa turun, kemudian bus membawa mereka langsung menuju tenda di Mina.
"Dengan skema Murur ini, Alhamdulillah berjalan sukses dan sangat membantu jamaah yang udzur, sehingga jamaah yang udzur dapat melaksanakan prosesi haji tanpa menambah kepadatan di Muzdalifah," ujar Ajam.
Hal itu tidak lepas dari kerja sama dengan pihak Mashariq Motawif Pilgrims for Southeast Asian Countries Co, sebuah perusahaan swasta yang menyediakan paket haji dan umrah.
"Mashariq merupakan pihak yang menyediakan fasilitas di Armuzna. Fasilitas-fasilitas tersebut merupakan pendukung kelancaran pelaksanaan ibadah haji yang dimulai dari layanan administrasi jamaah (kartu Nusuk), akomodasi yang layak, transportasi yang aman, hingga layanan konsumsi," ujar Ajam.
Ia mengatakan kelancaran operasional ibadah haji tahun ini dituangkan dalam inovasi teknologi Kemenag yaitu Aplikasi Kawal Haji. Kemenag, lanjutnya, selalu mengedepankan kelengkapan fasilitas untuk kenyamanan jamaah dan kekhusyukan ibadah haji, mulai dari penginapan, makanan, transportasi, hingga fasilitas umum lainnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemenag: Jamaah haji tak gunakan Mina Jaddid tak salahi syariat
Kemenag: Jamaah haji tak gunakan Mina Jaddid tidak salahi syariat
Selasa, 25 Juni 2024 10:48 WIB