Garut (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat, mengerahkan tim kesehatan dan kader posyandu untuk menyisir dan memeriksa 196.113 balita dalam rangka pemantauan Bulan Gerakan Serentak Intervensi Pencegahan Stunting di Garut agar bisa terdeteksi secara dini kasus stunting sehingga cepat ditangani.
"Dengan gerakan intervensi serentak pencegahan stunting, mudah-mudahan Kabupaten Garut yang kita cintai, semuanya terbebas dari stunting, dan ibu-ibunya bisa mengurus sehingga menjadi anak-anak yang saleh dan salehah," kata Penjabat Bupati Garut Barnas Adjidin saat meninjau pelayanan kesehatan di Posyandu Kampung Saripulo, Desa Rancabango, Kecamatan Tarogong Kaler, Garut, Senin.
Baca juga: Pemkab Garut dan LAN bahas formula penanganan stunting
Ia menuturkan pos pelayanan terpadu (posyandu) merupakan tempat yang harus dikunjungi oleh ibu hamil maupun anak-anak untuk memeriksa kondisi kesehatan dan tumbuh kembang anak secara berkelanjutan.
Jumlah sasaran balita dalam gerakan tersebut, kata dia, sebanyak 196.113 balita yang semuanya harus menjalani pemeriksaan seperti pengukuran tinggi dan berat badan, kemudian pemeriksaan kesehatan untuk mendeteksi kasus stunting.
Ia berharap kegiatan itu dapat berlangsung lancar, sehingga membutuhkan peran aktif masyarakat untuk datang ke posyandu memeriksakan kondisi anaknya sebagai upaya pencegahan stunting.
"Stunting itu bisa dicegah dari usia dini, remaja, sehingga saya minta seluruhnya menyadari tentang apa kewajiban daripada ibu-ibu khususnya, sehingga generasi kita tidak generasi stunting," katanya.
Barnas menyampaikan bahwa kegiatan serentak itu harus bisa tersampaikan kepada masyarakat luas secara jelas agar masyarakat antusias untuk mendapatkan akses pelayanan program tersebut.
Upaya mencegah stunting di Garut, kata dia, tidak hanya dilakukan oleh pemerintah melalui berbagai program, melainkan juga harus mendapatkan dukungan dari semua pihak, terutama masyarakat untuk menjaga kesehatan, dan memeriksakan kondisi anaknya.
"Pemerintah tentu wajib melakukan langkah-langkah yang jelas terhadap penanganan stunting, tetapi pemerintah juga kalau tidak didukung oleh masyarakat tidak mungkin stunting ini terselesaikan," kata Barnas.Kepala Unit Pelaksana Teknis Puskesmas Cipanas Garut Husnul Khotimah menyatakan, di wilayahnya tercatat ada 964 balita yang diperiksa terkait stunting dan juga kondisi kesehatan lainnya.
"Harapan saya ke depannya masyarakat selalu melakukan skrining kesehatannya, pergunakan posyandu ini sebaik-baiknya, masalah bukan hanya stunting, tetapi ada gizi buruk dan lain sebagainya," kata dia.
Kegiatan Bulan Gerakan Serentak Intervensi Pencegahan Stunting di Garut melibatkan berbagai pihak mulai dari Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) tingkat kabupaten, kecamatan, dan desa, Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak (DPPKBPPPA), Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD), Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), puskesmas, PKK, dan kader posyandu.
Baca juga: Garut berdayakan ustaz milenial atasi stunting
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pemkab Garut periksa 196.113 balita untuk mendeteksi stunting