Jakarta (ANTARA) - Pertandingan Tottenham Hotspur melawan Manchester City pada Rabu dini hari nanti, tak hanya akan menentukan siapa tim Liga Inggris yang menjuarai musim ini dan enam tim yang mengikuti kompetisi-kompetisi level Eropa musim depan.
Laga ini juga merupakan perang batin yang hebat bagi Tottenham, dan bagian dari proyek penebusan dosa akibat gagal menjuarai lagi Liga Champions, bagi Manchester City.
Bagaimana tidak bisa disebut perang batin, karena jika Spurs mengalahkan The Citizen, maka itu sama artinya mereka melapangkan jalan seteru mereka sesama tim London utara, Arsenal, ke tangga juara Liga Premier musim ini.
Terutama bagi sebagian besar pendukung Spurs, menyaksikan Arsenal mengangkat kembali trofi liga utama setelah 20 tahun tak bisa mengalaminya, adalah aib besar dan hal yang amat menyakitkan.
Fakta Spurs tak pernah bisa menjuarai Liga Premier Inggris sejak terakhir kali mereka lakukan pada 1961 ketika masih bernama Divisi Satu, dan fakta tak pernah lagi mengangkat trofi apa pun sejak merebut Piala Liga pada 2008, membuat rasa sakit itu semakin pedih dirasakan pendukung-pendukung setia Tottenham Hostpur.
Namun demikian, jika mereka kalah dari Man City esok dini hari nanti itu, maka Spurs bakal kehilangan tempat di Liga Champions.
Kalah dari City akan membuat mereka membiarkan Aston Villa memastikan diri lolos ke Liga Champions tanpa harus menunggu pertandingan terakhir liga musim ini yang digelar serentak Minggu 19 Mei, pukul 10 malam WIB.
Bukan hanya itu, kalah juga mengartikan mereka memberi jalan kepada Newcastle United dan Chelsea menyalip mereka dalam berebut tiket tampil di Liga Europa musim depan.
Sehari setelah pertandingan Spurs melawan City, Newcastle akan menantang Manchester United di Old Trafford, sedangkan Chelsea akan dijamu Brighton di Falmer Stadium.
Jika Spurs kalah, tapi Newcastle dan Chelsea menang, maka Spurs akan berselisih tiga poin dengan kedua klub itu.
Situasi seperti itu amat berisiko bagi Spurs walau dalam pertandingan terakhir melawan Sheffield United yang sudah terdegradasi, mereka tak memiliki alasan untuk kalah. Kalau pun hasil seri yang didapatkan dari kandang Sheffield, Spurs tetap menggenggam kartu pas Liga Europa.
Oleh karena itu, mengingat tim yang dihadapi Spurs dalam laga terakhir adalah Sheffield, maka skenario bakal disalip Newcastle dan Chelsea mungkin tak menghantui pikiran Son Heung-min dan kawan-kawan.
Sebaliknya, Spurs cuma dihadapkan kepada dua bayangan yang mengerikan di mata mereka, yakni harus menyaksikan lebih dini Villa menggenggam tiket Liga Champions jika mereka dikalahkan oleh Manchester City, dan menyaksikan dengan hati masygul Arsenal dimahkotai tiara juara Liga Inggris, jika mereka mengalahkan City.
Kutukan Stadion Tottenham
Perang batin yang menyelimuti Tottenham ini bisa sangat menguntungkan Manchester City yang sejak disingkirkan Real Madrid dalam perempatfinal Liga Champions pada 10 April, memenangkan lima pertandingan dalam semua kompetisi, dengan hanya kebobolan satu kali dan memasukkan 16 gol.
Yang menjadi persoalan adalah catatan City di kandang Spurs di Stadion Tottenham Hotspur, tidak bagus sejak musim 2018/2019.
Dalam enam lawatan terakhir ke kandang Spurs itu, City hanya bisa memenangkan satu pertandingan. Liga pertandingan lainnya berakhir dengan kekalahan.
Tak hanya itu, dalam empat lawatan terakhir ke di Stadion Tottenham Hotspur, tim asuhan Pep Guardiola tak pernah bisa membobol gawang Spurs, walau total melepaskan 74 tembakan.
Musim ini, Tottenham menjadi salah satu dari segelintir tim yang tak bisa dikalahkan oleh Manchester City.
Kedua tim bermain seri 3-3 dalam pertemuan pertama kompetisi liga musim ini pada 3 Desember 2023.
Namun demikian City pernah menggebuk Spurs di kandangnya itu. Tapi itu terjadi dalam ajan Piala FA.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Tottenham Hotspur versus Manchester City, bukan laga biasa