Kabupaten Bekasi (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat berupaya meningkatkan inovasi dan teknologi kebencanaan dengan salah satunya menerapkan sistem peringatan dini potensi bencana di daerah itu.
"Early warning system (sistem peringatan dini) diaplikasikan untuk meminimalisir dampak bencana banjir di 16 sungai berisiko tinggi yang melintasi Kabupaten Bekasi," kata Penjabat Bupati Bekasi Dani Ramdan setelah Rakornas Penanggulangan Bencana di Bandung, Rabu.
Ia mengatakan bencana belum bisa dicegah namun risiko jatuh korban dapat dicegah dan dikurangi dengan penerapan sistem peringatan dini secara penuh.
Pemerintah daerah setempat juga terus melakukan edukasi dan penyebarluasan informasi peta rawan bencana serta kajian risiko rawan bencana.
Dari sisi tanggap darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi, katanya, dapat memanfaatkan alat-alat teknologi, seperti rumah tahan gempa, rumah antibanjir, dan berbagai teknologi lain yang dapat dikembangkan dalam manajemen penanggulangan bencana.
"Walaupun bencana belum bisa dicegah, risiko korban yang kita kurangi dengan pemanfaatan teknologi. Banyak sekali teknologi yang harus dikembangkan dalam manajemen penanggulangan bencana," katanya.
Pihaknya juga memanfaatkan kemitraan dengan kawasan-kawasan industri melalui partisipasi produk hasil industri dalam rangka optimalisasi manajemen risiko bencana.
"Kita gandeng swasta, perusahaan, pengelola kawasan industri agar upaya meminimalisir dampak bencana dapat dilakukan dengan lebih maksimal," katanya.
Dani menjelaskan peningkatan inovasi dan pemanfaatan teknologi dalam berbagai aspek penanggulangan bencana, seperti pencegahan, mitigasi, tanggap darurat, rehabilitasi, dan aspek rekonstruksi penting dilakukan.
Hal ini, katanya, sejalan dengan amanat Wakil Presiden pada Rakornas Penanggulangan Bencana 2024.
"Tema pokoknya adalah peningkatan inovasi dan pemanfaatan teknologi dalam penanggulangan bencana baik dalam aspek pencegahan mitigasi, tanggap darurat, rehabilitasi, maupun rekonstruksi," katanya.