Tehran (ANTARA) - Presiden Iran Ebrahim Raeisi mengatakan rakyat Iran dan Pakistan sama-sama membela bangsa Palestina sebagai keyakinan bersama dan mengecam Pemerintah Amerika Serikat karena memberi tindakan keras dengan mengeluarkan mahasiswa dari universitas karena protes pro-Palestina.
“Rakyat Iran dan Pakistan sama-sama membela bangsa Palestina yang tertindas. Iran Islam akan terus membela perlawanan dan bangsa Palestina yang tertindas dengan bangga,” kata Presiden Raeisi pada upacara di Universitas Lahore sebagai kelanjutan dari kunjungan ke Pakistan, Selasa (23/4).
Merujuk pada serangan balasan militer Iran terhadap rezim Zionis pada 13 April atas serangan sebelumnya pada 1 April terhadap konsulat Iran, Raiesi mengatakan bangsa besar Iran menghukum rezim Zionis atas serangan terhadap konsulat Iran di Damaskus yang bertentangan dengan semua hukum internasional.
“Jika Zionis melakukan kesalahan dan menyerang wilayah Islam Iran, kondisi mereka akan sangat berbeda. Tidak jelas apakah akan ada yang tersisa dari rezim Zionis (setelah agresi baru mereka),” tambahnya.
Presiden Iran itu melanjutkan dengan mencatat bahwa pihak berwenang AS telah menangkap puluhan mahasiswa karena menghadiri protes pro-Palestina dan bahkan mengeluarkan dari universitas baru-baru ini.
Ia menekankan bahwa pelanggar hak asasi manusia terbesar saat ini adalah orang Amerika dan Barat sebagai pendukung rezim Zionis dalam pembunuhan anak-anak dan genosida.
“Pembebasan Quds adalah pertanyaan nomor satu umat manusia. Perlawanan rakyat Gaza akan mengarah pada kehancuran, pembebasan Quds Suci dan Palestina,” tutur dia.
Delegasi Korut ke Iran
Korea Utara telah mengirimkan delegasi ekonomi ke Iran yang menimbulkan kecurigaan akan kerja sama antara kedua negara mengenai program persenjataan lantaran perjalanan tersebut jarang terjadi.