Jakarta (ANTARA) - Tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi memeriksa Wali Kota Bekasi periode 2012–2022 Rahmat Effendi sebagai saksi penyidikan perkara dugaan korupsi pemerasan di lingkungan Rutan Cabang KPK dengan tersangka Plt. Kepala Rutan KPK Achmad Fauzi dan kawan-kawan.
"Hari ini bertempat di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Cibinong, tim penyidik menjadwalkan pemanggilan dan pemeriksaan saksi Rahmat Effendi (Wali Kota Bekasi 2012–2022) dan Firjan Taufa (mantan pegawai BUMN)," kata Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.
Pemeriksaan terhadap keduanya dilakukan di Lembaga Pemasyarakatan Cibinong karena Rahmat Effendi, sedang menjalani hukuman badan dalam perkara korupsi yang juga ditangani oleh komisi antirasuah itu.
Masih dalam perkara yang sama, tim penyidik lembaga antirasuah juga memeriksa mantan direktur PT Aldira Berkah Abadi Makmur 1990–2021 Rudi Hartono Iskandar bertempat di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Tangerang.
Tim penyidik KPK juga menjadwalkan pemeriksaan terhadap tiga orang saksi bertempat di Polres Pemalang, Jawa Tengah. Para saksi tersebut, yakni Komisaris PT Aneka Usaha Pemalang Arum Indri Hardhani, Pensiunan PNS Sri Ngartinah, dan Kasi Pelayanan Kecamatan Comal Kusuma Mahardika.
KPK pada Jumat (15/3) secara resmi menahan dan menetapkan 15 orang pegawainya sebagai tersangka kasus pungutan liar dan pemerasan di Rumah Tahanan Negara Cabang KPK.
Para tersangka tersebut, yakni Kepala Rutan KPK saat ini Achmad Fauzi, mantan petugas Rutan KPK Hengki, mantan Plt Kepala Rutan KPK Deden Rochendi, petugas Rutan KPK Ristanta.
Lalu, Petugas Rutan KPK Ari Rahman Hakim, Petugas Rutan KPK Agung Nugroho, mantan petugas Rutan KPK Eri Angga Permana, Petugas Rutan KPK Muhammad Ridwan, dan Petugas Rutan KPK Suharlan.Kemudian lima petugas Rutan KPK lainnya, yakni Suharlan, Ramadhan Ubaidillah, Mahdi Aris, Wardoyo, Muhammad Abduh, dan Ricky Rachmawanto.
"Modus yang dilakukan HK (Hengki) dan kawan-kawan terhadap para tahanan, di antaranya memberikan fasilitas eksklusif berupa percepatan masa isolasi, layanan menggunakan handphone dan powerbank hingga informasi sidak," kata Asep.
Besaran uang untuk mendapatkan layanan-layanan tersebut bervariasi dan dipatok mulai dari Rp300 ribu sampai Rp20 juta yang kemudian disetorkan secara tunai maupun melalui rekening bank penampung.
Besaran uang yang diterima para tersangka juga bervariasi sesuai dengan posisi dan tugas yang dibagikan per bulan, mulai dari Rp500 ribu sampai Rp10 juta.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: KPK periksa mantan Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi di Lapas Cibinong