Menurut legenda yang telah diwariskan dari generasi ke generasi, pada tahun 1811, R.A.A Wiranatakusumah II melakukan perjalanan antara Subang dan Dayeuhkolot dengan tujuan mencari lokasi yang cocok untuk mendirikan ibukota baru.
Ketika istirahat dalam perjalanannya, Wiranatakusumah II membawa lidi dan menancapkannya ke dalam tanah untuk mencari air. Berdasarkan petunjuk dari lidi yang menunjukkan lokasi yang tepat, ia menemukan sumber air yang melimpah, yang kemudian dikenal sebagai Sumur Bandung.
Sumur Bandung sendiri diketahui memiliki tujuh titik yakni di Bank Mandiri, Masjid Cipaganti, Gedung PLN Cikapundung, dan kawasan bangunan bekas kompleks pertokoan Palaguna Alun-alun, yang kini sudah rata dengan tanah.
Khusus Sumur Bandung yang berada di Gedung PLN ini cukup terpelihara. Pasalnya, pihak PLN turut merawatnya dengan baik lewat sejumlah langkah yang dilakukan untuk menjaga kondisi bangunan maupun sumur itu sendiri agar tetap terawat dengan baik.
“Kami dari PLN itu memang selalu memiliki anggaran khusus untuk pemeliharaan gedung. Setiap tahun pasti selalu ada pemeliharaan gedung maupun keberadaan Sumur Bandung dengan merawat tanpa merusak nilai historis dari cagar budaya ini,” kata dia.
Di lokasi ini, sumur dengan diameter 150 sentimeter ini diberi penutup kuning keemasan dengan diberi keramik berwarna hitam serta rantai pembatas.
Saat ini sumur tersebut hanya dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mengambil air untuk ritual kebudayaan khususnya di wilayah Jawa Barat.
Bahkan pada tahun 2022, Gubernur Jawa Barat saat itu Ridwan Kamil ikut menyerahkan diskus dari sumber Sumur Bandung yang merupakan satu dari 27 air dan tanah Jawa Barat kepada Presiden RI Joko Widodo saat gelaran seremonial pengumpulan diskus dan tanah untuk Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Jadi memang beberapa aktivitas salah satunya diskus yang dibawa IKN itu asalnya salah satunya Pak Ridwan Kamil mengambil diskus dari sini. Karena memang asal-muasalnya Jawa Barat, khususnya Bandung berawal itu dari sumur itu,” kata Eriga.
PLN memastikan bahwa warisan sejarah Gedung GEBEO akan terus dijaga sebagai sebuah simbol kemajuan teknologi listrik di Tanah Priangan.
Meskipun kini seluruh ruangnnya hanya dimanfaatkan sebagai ruang rapat dan perkantoran oleh PLN Jabar, peran Gedung GEBEO tetap menjadi saksi dari masa lalu perjalanan panjang kota ini dari masa kolonial Belanda hingga era modern.
Gedung GEBEO merupakan sebuah karya seni yang hidup, tidak hanya menghadirkan keindahan visual, tetapi juga mengingatkan setiap insan akan pentingnya menjaga dan menghormati warisan bagi generasi mendatang.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Gedung GEBEO, simbol kemajuan teknologi listrik di Jabar