Jakarta (ANTARA) - PT PLN (Persero) menyatakan bahwa kendaraan listrik yang melakukan pengecasan di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) meningkat dalam lima kali lipat.
"Kami melihat bahwa jumlah transaksi di SPKLU, stasiun pengisian kendaraan listrik umum kami itu meningkat lima kali lipat per tahun," kata Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo dalam agenda rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi XII DPR RI di Jakarta, Senin (2/12).
Dengan meningkatnya jumlah kebutuhan masyarakat akan SPKLU di dalam negeri, Darmawan menyebutkan pihaknya saat ini sudah bersiap untuk menambah jumlah SPKLU di dalam negeri, sehingga bisa mencukupi kebutuhan masyarakat di tahun 2025.
"Maka di tahun 2025 ini kami sudah agak gemetaran ini, kalau meningkat lima kali lipat, kami sudah siap-siap memasang SPKLU di rest area dan di sekitarnya," ujar Darmawan.
Hal itu, lanjut Darmawan, sebagai salah satu antisipasi bagi perusahaan untuk menghindari antrean panjang bagi masyarakat yang hendak mengisi kendaraan listriknya di SPKLU.
"Karena kalau tidak, nanti akan terjadi antrean luar biasa dan kami untuk itu sudah melakukan antisipasi," terang Darmawan.
Menurut Darmawan, peningkatan jumlah transaksi di SPKLU milik PLN salah satunya didorong oleh peningkatan penggunaan kendaraan listrik salah satunya mobil listrik pabrikan China di Indonesia.
"Penjualan listrik SPKLU juga meningkat lima kali lipat, dan kami melihat ada satu merek dari China, mobil listrik. Penjualannya kencang sekali selama beberapa bulan ini, sehingga jumlah mobil listrik meningkatnya drastis sekali, sehingga kami untuk antisipasi Lebaran ini sudah kami siapkan dari sekarang," ucapnya.