Cianjur (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mendukung berbagai kegiatan ekonomi masyarakat berkembang selama bulan Ramadhan 1445 H seperti melalui bazar makanan buka puasa dan bazar UMKM di sejumlah kecamatan dan pasar pangan murah.
Bupati Cianjur Herman Suherman di Cianjur, Senin, mengatakan pemulihan ekonomi di Cianjur terus berkembang setelah pandemi COVID-19 dan setelah gempa Cianjur 2022. Pandemi dan gempa membuat sebagian besar pelaku usaha termasuk petani di Cianjur kehilangan mata pencarian."Namun pada Ramadhan tahun ini, geliat perekonomian di Cianjur kembali meningkat, berbagai bidang usaha kembali berjalan maksimal termasuk pertanian, serta pelaku UMKM dapat menjajakan produk unggulan saat "Ngabuburit" menunggu berbuka puasa," katanya.
Pemerintah daerah, ungkap dia, mendukung peningkatan perekonomian dengan memberikan izin bagi kelompok masyarakat terutama karang taruna yang membuka bazar makanan dan bazar UMKM di berbagai lokasi di tengah kota hingga pusat kecamatan.
Bahkan pihaknya memberikan izin bazar keperluan Ramadhan dan hari raya dengan menutup salah satu jalan protokol di tengah kota Cianjur, digunakan ratusan pedagang untuk menjajakan barang jualannya mulai dari pakaian hingga kue untuk hari raya.
"Kami berikan izin bagi berbagai kalangan masyarakat dalam menjalankan kegiatan ekonomi selama bulan puasa, termasuk membuka bazar murah di setiap kecamatan, sehingga kegiatan ekonomi selama Ramadhan terus meningkat," katanya.
Pantauan ANTARA sejumlah bazar makanan dan bazar murah Ramadhan digelar sejumlah titik di pusat kota Cianjur seperti Jalan Prof Moh Yamin, Jalan Slamet Riyadi dan Jalan Abdullah Bin Nuh, dibuka sejak sore dipadati warga yang hendak "ngabuburit".
Sebagian besar pelaku usaha yang membuka lapak di sejumlah titik tersebut, menyambut baik kegiatan bazar yang baru digelar untuk pertama kalinya di Cianjur. Selama ini mereka hanya membuka lapak dadakan di sepanjang jalan protokol tengah kota.
"Ini harapan kami yang selama ini, setiap puasa dan setiap akhir pekan ada tempat untuk kami berjualan karena kami tidak mau membuka lapak sembarangan dan ujung-ujungnya diusir petugas karena merusak keindahan kota," kata pelaku UMKM di Bazar Slamet Riyadi, Rebbeca.