Jakarta (ANTARA) - Chief Economist PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Banjaran Surya Indrastomo memproyeksikan bisnis emas pada 2024 masih memiliki prospek yang positif.
"Nilai investasi pada produk emas pun juga terus mengalami tren kenaikan, terutama pada periode di mana volatilitas di pasar keuangan meningkat, maka emas menjadi salah satu pilihan instrumen safe haven asset," ujar Banjaran dalam keterangan di Jakarta, Jumat.
Di tengah dinamika ekonomi dan pasar keuangan, lanjut Banjaran, harga emas diperkirakan hingga tiga tahun mendatang masih akan mengalami tren kenaikan hingga 7-10 persen.
BSI baru saja meluncurkan “Sukuk Gold Ownership Program” yaitu produk Sukuk Seri SR020 bundling dengan produk Cicil Emas, yang kemudian imbal hasilnya dapat digunakan untuk program BSI Cicil Emas.
Produk tersebut diperuntukkan untuk nasabah prioritas dalam perencanaan investasi yang aman dan berkelanjutan serta memiliki banyak kemudahan.
Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna mengatakan “Sukuk Gold Ownership Program” merupakan inovasi terbaru dari BSI untuk terus menghadirkan pilihan investasi bagi para nasabah.
"Hadirnya Sukuk Gold Ownership Program menjadi suatu pilihan investasi bagi para nasabah dengan berbagai keunggulan dan manfaat. Sehingga nasabah dapat melakukan investasi berkelanjutan yang manfaatnya tidak hanya untuk saat ini namun juga untuk generasi mendatang,” ujar Anton.
Latar belakang peluncuran program tersebut karena BSI sebagai Mitra Distribusi dari Kementerian Keuangan RI untuk memasarkan Surat Berharga Syariah Negara atau SBSN, Sukuk Retail Seri SR020.
Sukuk Ritel bebas dari risiko gagal bayar, memiliki imbal hasil kupon bersifat tetap serta dijamin pemerintah.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BSI proyeksikan bisnis emas pada 2024 masih miliki prospek positif
BSI memproyeksikan bisnis emas pada 2024 masih prospek positif
Jumat, 8 Maret 2024 20:17 WIB