Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin menyebutkan bahwa pada tahun 2024, musim panen dan tanam akan lebih normal dibanding tahun 2023 yang terpengaruh badai gelombang panas (El Nino).
Bey Machmudin di Bandung, Rabu, mengatakan bahwa dirinya mendapatkan informasi penting dari BMKG terkait kondisi terkini perihal musim tanam dan panen di wilayah Jawa Barat, dalam rapat tingkat tinggi (High Level Meeting/HLM) TPID dan TP2DD Sinergi dan Kolaborasi Pengendalian Inflasi Menghadapi HKBN Ramadan dan Idul Fitri serta Perluasan Digitalisasi pada Rabu ini.
"Ada informasi penting dari BMKG bahwa Insya Allah tahun ini setelah April iklim akan lebih normal dari tahun lalu. Tidak ada El-Nino jadi artinya untuk pangan Insya Allah kita akan bisa panen dan penanaman akan normal tidak akan terganggu," kata Bey selepas rapat tersebut di Bandung.
Meski demikian, Bey mengakui saat ini terjadi masalah pada komoditas pangan khususnya beras yang terjadi kelangkaan hingga menyebabkan kenaikan harga komoditas pokok itu di pasaran.
Terkait hal tersebut, Bey mengatakan berdasarkan informasi yang diterimanya dari Bulog Jabar, bahwa stok di Jawa Barat cukup untuk menghadapi Ramadhan dan Idul Fitri yakni per 5 Maret 2024 ada 107,4 ribu ton beras, dan rencananya ada tujuh kapal berisi 44.450 ton yang akan masuk ke Jabar pada Maret ini.
"Jadi masyarakat tidak perlu panik untuk beli beras dengan porsi berlebihan begitu karena telah dilakukan berbagai antisipasi khususnya untuk Ramadhan dan lebaran agar stok terjamin dan harapannya harga wajar," ucap Bey.
Usaha yang dilakukan dalam pengendalian harga, kata Bey, dilakukan dengan menjaga suplai dengan berkoordinasi bersama Bulog yang juga telah berkomitmen untuk turut serta menjaga ketersediaan stok dan mengendalikan harga seperti mendistribusikan beras ke pasar tradisional dan ritel. Terkait dengan distribusi logistik, kata Bey, pihak pengamanan dari Polda Jawa Barat juga telah tergabung dalam Satgas Pangan untuk membantu dan memantau stok riil di lapangan.
"Termasuk melakukan berbagai tindakan yang diperlukan jika ditemukan hambatan sampai ke tindakan hukum jika ada pelanggaran hukum yang menghambat distribusi dan mempermainkan harga, sehingga masyarakat mendapatkan harga yang wajar," ucapnya.
Meski demikian, Bey menegaskan bahwa tidak hanya komoditas beras yang menjadi perhatian untuk ditanggulangi dan diantisipasi, terutama menjelang Ramadhan dan Idul Fitri 1445 H.
"Ini kan menjelang Ramadhan dan lebaran yang pastikan beras kemudian, daging juga cabai dan beberapa yang menjadi bahasan tapi Insyaallah akan teratasi. Ini kan sudah sering, seharusnya bisa diantisipasi," ucap Bey.
Bey Machmudin di Bandung, Rabu, mengatakan bahwa dirinya mendapatkan informasi penting dari BMKG terkait kondisi terkini perihal musim tanam dan panen di wilayah Jawa Barat, dalam rapat tingkat tinggi (High Level Meeting/HLM) TPID dan TP2DD Sinergi dan Kolaborasi Pengendalian Inflasi Menghadapi HKBN Ramadan dan Idul Fitri serta Perluasan Digitalisasi pada Rabu ini.
"Ada informasi penting dari BMKG bahwa Insya Allah tahun ini setelah April iklim akan lebih normal dari tahun lalu. Tidak ada El-Nino jadi artinya untuk pangan Insya Allah kita akan bisa panen dan penanaman akan normal tidak akan terganggu," kata Bey selepas rapat tersebut di Bandung.
Meski demikian, Bey mengakui saat ini terjadi masalah pada komoditas pangan khususnya beras yang terjadi kelangkaan hingga menyebabkan kenaikan harga komoditas pokok itu di pasaran.
Terkait hal tersebut, Bey mengatakan berdasarkan informasi yang diterimanya dari Bulog Jabar, bahwa stok di Jawa Barat cukup untuk menghadapi Ramadhan dan Idul Fitri yakni per 5 Maret 2024 ada 107,4 ribu ton beras, dan rencananya ada tujuh kapal berisi 44.450 ton yang akan masuk ke Jabar pada Maret ini.
"Jadi masyarakat tidak perlu panik untuk beli beras dengan porsi berlebihan begitu karena telah dilakukan berbagai antisipasi khususnya untuk Ramadhan dan lebaran agar stok terjamin dan harapannya harga wajar," ucap Bey.
Usaha yang dilakukan dalam pengendalian harga, kata Bey, dilakukan dengan menjaga suplai dengan berkoordinasi bersama Bulog yang juga telah berkomitmen untuk turut serta menjaga ketersediaan stok dan mengendalikan harga seperti mendistribusikan beras ke pasar tradisional dan ritel. Terkait dengan distribusi logistik, kata Bey, pihak pengamanan dari Polda Jawa Barat juga telah tergabung dalam Satgas Pangan untuk membantu dan memantau stok riil di lapangan.
"Termasuk melakukan berbagai tindakan yang diperlukan jika ditemukan hambatan sampai ke tindakan hukum jika ada pelanggaran hukum yang menghambat distribusi dan mempermainkan harga, sehingga masyarakat mendapatkan harga yang wajar," ucapnya.
Meski demikian, Bey menegaskan bahwa tidak hanya komoditas beras yang menjadi perhatian untuk ditanggulangi dan diantisipasi, terutama menjelang Ramadhan dan Idul Fitri 1445 H.
"Ini kan menjelang Ramadhan dan lebaran yang pastikan beras kemudian, daging juga cabai dan beberapa yang menjadi bahasan tapi Insyaallah akan teratasi. Ini kan sudah sering, seharusnya bisa diantisipasi," ucap Bey.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pj Gubernur Jabar: Musim panen dan tanam 2024 lebih normal dari 2023