Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cirebon, Jawa Barat, segera menerapkan teknologi Flood Early Warning System (FEWS) untuk membantu mendeteksi dan memberikan peringatan dini kepada warga setempat mengenai potensi banjir.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Cirebon Andi Wibowo di Cirebon, Rabu, mengatakan alat sensor untuk teknologi ini nantinya dipasang di Sungai Kedung Menjangan sehingga memungkinkan pihaknya memantau ketinggian air pada sungai tersebut.
Baca juga: Kota Cirebon targetkan 4 juta turis datang berwisata pada 2024
Baca juga: Kota Cirebon targetkan 4 juta turis datang berwisata pada 2024
“Sebenarnya banjir ini bukan sepenuhnya disebabkan curah hujan, tapi ada yang karena air kiriman dari hulu ke hilir, kemudian masuk ke pemukiman warga (yang dekat sungai),” katanya.
Ia menjelaskan cara kerja teknologi FEWS cukup sederhana, yakni saat ketinggian air melebihi batas minimum sensor tersebut akan memberikan informasi dalam bentuk sinyal.
BPBD Kota Cirebon kemudian bisa langsung menyebarkan informasi kepada masyarakat melalui sarana media sosial hingga saluran grup pada aplikasi WhatsApp terkait dengan potensi banjir.
“Jadi kami bisa mendeteksi lebih cepat soal potensi banjir, mengingat sejumlah daerah di Kota Cirebon masuk kategori rawan banjir kiriman akibat air dari hulu dan curah hujan tinggi,” ujarnya.
Menurut dia, dengan adanya peringatan dini ini masyarakat di daerah rawan banjir bisa bersiap-siap untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman.