Ia mencontohkan setiap daerah di Ciayumajakuning yang memiliki surplus produksi komoditas pokok, dapat menyuplai ketersediaan di kabupaten atau kota yang mengalami defisit.
“Pertukaran data pasokan pangan se-Ciayumajakuning harus dilakukan agar ketersediaan pasokan, dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan,” tuturnya.
Anton menyampaikan berdasarkan data, selama lima tahun terakhir terdapat 14 kebutuhan pokok yang menjadi item penyumbang inflasi di wilayah Ciayumajakuning.
Dari 14 kebutuhan pokok itu, empat di antaranya merupakan bahan pangan yang sering dikonsumsi masyarakat.
“Masih banyak ruang yang bisa kita lakukan untuk pendampingan dan kerja sama dengan pemda di sana untuk pengendalian inflasi,” ucap dia.
Sementara Penjabat Wali Kota Cirebon Agus Mulyadi menambahkan strategi pengendalian inflasi di daerahnya, sudah berjalan dengan baik sehingga harga beberapa komoditas pokok tetap stabil.
Agus mengemukakan selama bulan Januari 2024, Kota Cirebon mengalami inflasi month to month dan inflasi year to date masing-masing sebesar 0,04 persen, atau jauh lebih rendah dari inflasi tahun 2023 pada periode sama yang tercatat sebesar 1,17 persen.
“Kami juga segera meluncurkan Warung Peduli Inflasi yang memperkuat kerja sama antar daerah dalam menjaga stabilitas harga pangan,” katanya.