Tangerang (ANTARA) - Gejala awal penyakit polio tidak spesifik karena mirip dengan infeksi saluran pernapasan pada umumnya dan memiliki masa inkubasi mulai dari 7 hingga 21 hari sebelum menimbulkan kondisi serius berupa kelumpuhan.
“Gejala awal, seperti demam, sakit tenggorokan, batuk pilek, nyeri otot, lemas. Kemudian, 7 - 14 hari setelah gejala awal tersebut dapat terjadi rasa kebas, terutama di bagian kaki, kelemahan kedua kaki sampai sulit berjalan dan sulit menggenggam benda yang seharusnya bisa dipegang,” kata Dokter Spesialis Anak RS Sari Asih Karawaci Kota Tangerang Miky Akbar dalam keterangan yang diterima di Tangerang, Selasa.
Ia menjelaskan polio adalah salah satu penyakit infeksi pada saraf yang diakibatkan oleh virus polio. Penyakit ini menyerang sistem saraf pusat dan perifer serta bisa menyebabkan kelumpuhan permanen.
Virus polio biasanya menyebar melalui rute fecal-oral, yang berarti dapat ditransmisikan melalui kontak langsung atau melalui makanan dan air yang terkontaminasi dengan tinja (feses) penderita yang terinfeksi virus polio.
“Virus tersebut kembali ada dimungkinkan akibat virus polio yang tertidur dalam tubuh seorang anak yang pernah terinfeksi. Virus akan berkembang saat tubuh dalam kondisi imun lemah . Hal ini diistilahkan dengan sindrom pasca-polio,” ujarnya.
Polio terbagi dua jenis, yakni Polio non-Paralitik dan Polio Paralitik. Untuk yang non-paralitik lebih ringan dari penyakit, menyebabkan gejala flu-like syndrome seperti demam, sakit tenggorokan, mual, dan muntah. Bentuk polio non-paralitik ini biasanya tidak meninggalkan kerusakan jangka panjang.
Untuk Polio Paralitik adalah bentuk yang lebih berat. Virus ini mempengaruhi sistem saraf pusat dan perifer, menyebabkan kelemahan otot dan dalam kasus yang parah mengakibatkan kelumpuhan yang seringkali bersifat permanen atau ireversibel.