Antarajawabarat.com,22/5 - Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umroh Republik Indonesia (Amphuri) menyatakan standar minimal biaya perjalanan umroh senilai 1.700 dolar AS.
"Amphuri dan Kementerian Agama RI komitmen untuk menetapkan standar penyelenggaraan umroh yang standar terutama terkait biaya, dimana biaya 1.700 dolar AS menjadi standar minimun untuk perjalanan umroh," kata Ketua Amphuri Joko Asmoro pada sosialisasi biaya umroh dan haji di Kota Bandung, Rabu.
Ia menyebutkan, standarisasi biaya umroh itu dalam rangka menjamin pelayanan kepada jamaah umrah yang terus meningkat setiap tahunnya.
"Kami menghimbau perusahaan perjalanan umroh untuk mematuhi UU 13 tahun 2008 terkait standard penyeleggaraan haji dan umroh, sehingga tidak akan ada lagi kasus jemaah umroh yang terlantar," katanya.
Ia menyebutkan, biaya 1.700 dolar AS itu sudah merupakan standard minimum untuk perjalanan umroh. Sehingga bila ada angka di bawah itu maka menurut dia sangat riskan untuk bisa memenuhi standar pelayanan di Tanah Suci.
"Untuk tiket pesawat saja bolak-balik sekitar 1.000 dolar AS hingga 1.300 dolar AS, biaya 1.700 dolar AS itu sudah standar minimal, bila di bawah itu diragukan standar pelayanannya. Kami sampaikan ini tidak lain agar masyarakat tahu standar minimal biaya perjalanan umroh," kata dia.
Ia meminta masyarakat untuk tidak tergiur dengan paket umroh yang murah, karena dalam pelaksanaanya tetap harus disesuaikan dengan perhitungan biaya standar minimal.
"Pokoknya jangan tergiur dengan paket murah," katanya.
Ia menyebutkan, munculnya kasus jemaah umroh yang terlantar atau tidak jadi berangkat itu karena memang biayanya terlalu rendah, atau perusahaan perjalanannya tidak bertanggung jawab.
Lebih lanjut, dalam pembenahan perusahaan perjalanna umroh, ia berharap perusahaan yang belum memiliki sertifikasi untuk segera melengkapinya.
"Belum semua perusahaan perjalanan umroh memiliki izin dan sertifikasi, prosesnya cepat dan mudah," katanya.
Joko Asmoro menyebutkan, animo muslim Indonesia untuk menunaikan umroh terus meningkat. Tahun 2013 jumlahnya mencapai 500 ribu orang, sedangkan tahun ini diperkirakan tumbuh dua kali lipat menjadi sejuta orang.
"Tingginya minat umroh karena daftar menunaikan ibadah haji yang begitu lama, harus menunggu bertahun-tahun, sehingga mereka menunaikan umroh terlebih dahulu," katanya.
Namun pelaksanaan umroh pada Bulan Rajab dan Syaban saat ini, kata Joko dipastikan terjadi penundaan pemberangkatan jemaah umroh karena terkait dengan kuota dari Pemerintah Arab Saudi.
"Pada Rajab dan Syaban ini pasti akan ada penundaan pemberangkata, bukan pembatalan. Kuotanya kan tetap berdasarkan visa yang masuk, sedangkan saat ini banyak pemegang visa umroh yang belum berangkat karena menunda keberangkatan, sedangkan kuotanya tetap. Paling hanya 15 persen hingga 20 persen," katanya.
Oleh karena itu, ia menghimbau kepada calon jemaah umroh untuk yang telah memegang visa untuk segera berangkat dan tidak menunda keberangkatan karena berimbas kepada visa dan keberangkatan jamaah lainnya yang mengantri.***3***
Syarif A