Kota Bandung (ANTARA) - Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Cabang Bandung hingga kini telah menyalurkan sebanyak 8.000 ton beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pasar (SPHP) di lima kabupaten serta kota yang masuk wilayah kerjanya, guna mengendalikan harga beras yang saat ini masih melambung tinggi.
“Kita sudah menggelontorkan sebanyak 8.000 ton dari target 8.900 ton, hanya tidak menutup kemungkinan beras SPHP ini masih diperlukan dan bisa jadi akan melampaui terget,” kata Pemimpin Cabang Bulog Bandung Erwin Budiana di Bandung, Selasa.
Erwin menjelaskan penyaluran beras SPHP akan terus digelontorkan hingga akhir tahun untuk menjaga stabilitas harga dan membantu masyarakat memperoleh harga beras dengan harga murah.
“Dengan hadirnya SPHP, Bulog terus menggelontorkan agar harga di pasaran pun lebih stabil. Sehingga masyarakat bisa terjangkau untuk membeli kebutuhan pokok dalam hal ini beras,” katanya.
Lebih lanjut, dia mengatakan saat ini pihaknya masih terus mendistribusikan beras SPHP ke sejumlah pasar di wilayah Bandung raya termasuk dengan mengadakan pasar murah yang digelar oleh pemerintah daerah setempat.
“Karena Bulog ditugaskan sebagai stabilisasi harga, kita selalu menyalurkan beras SPHP ke pasar hingga kegiatan gerakan pangan murah. Insyallah setelah digelontorkan sebanyak mungkin harga bisa stabil,” katanya.
Menurut dia, beras SPHP dari Bulog saat ini menjadi salah satu alternatif bagi masyarakat dijual dengan harga Rp10.900 per kilogram sesuai harga eceran tertinggi (HET) yang sudah ditetapkan.
Harga tersebut lebih murah daripada beras medium yang dijual di pasaran dengan harga rata-rata Rp13.000 per kilogram atau di atas harga eceran tertinggi.