Kabupaten Bandung (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bandung, Jawa Barat melibatkan 18.000 aparatur sipil negara (ASN) untuk menjadi bapak atau ibu asuh dari anak pengidap stunting dan ibu hamil untuk terus menekan prevalensi angka stunting di daerah itu.
“Harus ada bapak angkat dan juga ibu angkat dari anak pengidap stunting maupun ibu hamil. Maka kita akan bagi habis jumlah ASN Kabupaten Bandung untuk bisa menjadi ayah atau ibu angkat akan dalam rangka penanganan stunting,” kata Bupati Bandung, Dadang Supriatna di Kabupaten Bandung, Senin.
Dia menambahkan, pemerintah daerah juga telah menambah anggaran stunting pada anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) tahun 2024 dalam upaya menurunkan prevalensi stunting di Kabupaten Bandung.
“Intinya, kalau misalnya APBD kita sudah ketok palu dan ternyata tidak mencukupi, saya meminta kesadaran kepada para ASN untuk menjadi bapak atau ibu angkat untuk memberikan gizi.Tapi titik sasarannya jelas,” kata dia.
Oleh karena itu, ia meminta kerja sama dari semua pihak terutama para kepala desa untuk mendata kondisi anak stunting dan ibu hamil yang sangat dibutuhkan untuk diberi intervensi gizi yang cukup.
Dia menjelaskan untuk menjadi bapak angkat ini diperlukan biaya sekitar Rp21 ribu per hari selama 120 hari untuk ibu hamil. Sementara untuk yang bayi baru lahir sekitar Rp16.500 per hari selama 56 hari.
"Nah, sehingga nanti kita tawarkan kepada para ASN mau mengambil untuk ibu hamilnya atau bayi baru lahirnya untuk menjadi bapak atau ibu angkat," katanya.