Pernyataan itu meminta penahanan tersebut mematuhi hak hukum dan asasi manusia.
Pernyataan itu mengatakan bahwa misi mengevakuasi pasien di rumah sakit "beresiko tinggi" karena pertempuran intensif yang berlangsung dan serangan udara di sekitar rumah sakit Al-Shifa.
"Butuh waktu 20 jam bagi tim untuk menyelesaikan evakuasi, termasuk enam jam di pos pemeriksaan di mana tim dan pasien diperiksa oleh Pasukan Pertahanan Israel. Hal ini terjadi meskipun ada kesepakatan awal untuk hanya menyaring peserta di titik asal di Rumah Sakit Al-Shifa,” menurut pernyataan itu.
Setelah pemeriksaan keamanan selama enam jam, konvoi tersebut melaju karena kondisi kesehatan beberapa pasien memburuk. Para pasien tiba di tujuan akhir mereka pada larut malam, tambah pernyataan itu.
Selain itu WHO mengkhawatirkan keadaan 100 pasien dan petugas kesehatan yang masih berada di RS Al-Shifa.
Terbatasnya waktu yang dimiliki para anggota misi di rumah sakit dan urgensi untuk memprioritaskan relokasi kasus-kasus paling kritis menjadikannya sulit untuk secara tepat menentukan jumlah pasti yang tersisa, menurut pernyataan itu.
"Evakuasi ini dan lainnya diminta oleh otoritas kesehatan, petugas kesehatan dan pasien, dan menjadi penting karena RS Al-Shifa tidak lagi dapat beroperasi akibat kekurangan air, bahan bakar, persediaan medis, makanan, dan staf akibat serangan militer baru-baru ini, kata pernyataan itu.
Ditambahkan bahwa WHO dan kolaboratornya melakukan misi pada 21 November untuk mengevaluasi prioritas medis di Rumah Sakit Al Ahli di Gaza utara.
RS Indonesia kosongkan bangsal dan evakuasi total ikuti RS Al Shifa
Minggu, 26 November 2023 11:00 WIB