Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin sore, ditutup melemah di tengah penguatan mayoritas bursa saham kawasan Asia.
IHSG ditutup melemah 22,90 poin atau 0,34 persen ke posisi 6.735,89. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 3,57 poin atau 0,40 persen ke posisi 889,34.
"Bursa Asia bergerak mixed akibat aksi investor yang cenderung wait and see untuk berinvestasi pasar saham. Para investor lebih memilih aset yang bersifat safe haven seperti emas karena peperangan antara Israel dan Hamas semakin memanas terutama adanya rencana dari Israel untuk mengepung Gaza dalam tahap kedua," sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Senin.
Selain itu, pasar juga sedang menantikan berbagai rilis data ekonomi di berbagai negara.
Dari Amerika Serikat (AS), angka ketenagakerjaan akan dirilis pada Jumat dan diperkirakan menunjukkan payrolls AS masih meningkat sebesar 188.000 pada Oktober 2023 setelah kenaikan besar pada September 2023, namun pertumbuhan tahunan pendapatan rata-rata masih terlihat melambat menjadi 4,0 persen dari 4,2 persen.
Proyeksi ini tentunya, semakin memberikan peluang bagi The Fed untuk mempertahankan suku bunga pada 5,25-5,5 persen pada November. Sementara itu, Bank of England juga diperkirakan akan tetap menahan kebijakannya minggu ini, dengan pasar memperkirakan sekitar 70 persen kemungkinan Bank of England akan melakukan pengetatan sepenuhnya.
Dibuka melemah, IHSG betah di teritori negatif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona merah hingga penutupan perdagangan saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, dua sektor meningkat yaitu dipimpin sektor infrastruktur sebesar 3,22 persen, diikuti sektor industri sebesar 0,13 persen.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: IHSG ditutup melemah di tengah penguatan mayoritas bursa kawasan Asia