Bandung (ANTARA) - Perum Bulog Wilayah Jawa Barat menyalurkan beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pasar (SPHP) sebanyak 72.633 ton ke seluruh wilayah di Jabar, guna mengendalikan harga beras yang saat ini masih melambung tinggi.
“Kita gelontorkan untuk stabilisasi pasokan dan harga beras di pasaran, kita distribusikan ke pedagang pasar, dengan harga jual oleh pedagang kepada konsumen maksimalnya Rp10.900 per kilogram,” kata Pimpinan Perum Bulog Jabar, M. Attar Rizal di Bandung, Rabu.
Attar menjelaskan penyaluran beras SPHP akan terus Bulog gelontorkan hingga akhir tahun untuk menjaga stabilitas harga dan membantu masyarakat memperoleh harga beras dengan harga murah.
Terkait proses pendistribusian gerakan pangan murah (GPM), dia menuturkan pihaknya telah melaksanakan di 21 titik yang tersebar di seluruh wilayah Jabar.
Selain itu, ia mengatakan hingga saat ini Bulog Jabar masih melakukan proses distribusi untuk menyalurkan Beras Program Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) selama tiga bulan program berlangsung, yakni bulan September hingga November 2023 kepada seluruh kabupaten/kota di Jabar.
Attar menyebutkan untuk penyaluran bantuan beras tahap kedua di bulan Oktober 2023 sudah mencapai 93,7 persen persen, diharapkan bantuan tersebut dapat mencukupi kebutuhan masyarakat.
“Untuk alokasi bulan Oktober ini kita sudah 93,7 persen, ini kan baru pertengahan bulan, akan segera kita selesaikan dalam waktu singkat, pagu penyaluran kita per bulan sebanyak 41.493 ton” katanya.
Ia memastikan selama proses pendistribusian beras program CPP pada penyaluran tahap pertama berjalan lancar dan proses penyaluran sudah mencapai 100 persen di akhir bulan September.
“Proses pendistribusian kepada masyarakat pun cukup lancar baik untuk kegiatan program SPHP maupun bantuan pangan pemerintah,” kata dia.
Attar memastikan untuk stok beras di Bulog di wilayah Jabar mampu memenuhi kebutuhan masyarakat hingga akhir tahun nanti.
“Ketersediaan stok beras kita sangat mencukupi tercatat 147.000 ton, terdiri dari 79.000 ton beras operasional, dan stok dalam perjalan sebanyak 68.000 ton,” kata Attar.