Bandung (ANTARA) -
Kepala Disdagin Kota Bandung Elly Wasliah mengatakan pihaknya akan melakukan operasi pasar terhadap 30 kecamatan di Kota Bandung, terhitung mulai tanggal 19 September hingga 10 Oktober 2023.
Baca juga: Pemkot Bandung tambah stok beras medium murah untuk warga
"Alokasi per kecamatan dengan persetujuan bersama Bulog Cabang Bandung, ada 10 ton untuk satu kecamatan, sehingga alokasi total se Kota Bandung akan disiapkan sebanyak 300 ton beras program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP)," kata Elly di Bandung, Rabu.
Elly mengatakan pada saat operasi pasar berlangsung pihaknya akan membatasi pembelian beras dengan maksimal 10 kilogram per orang, sehingga beras bisa merata untuk warga lainnya.
"Jadi untuk operasi pasar kali ini wajib yang ber KTP Kota Bandung, masing-masing warga dibatasi pembeliannya hanya 10 kilogram dengan harga Rp51.000 per lima kilogram," kata dia.
Selain itu, dia mengatakan harga beras saat ini sudah bergerak naik secara nasional, terlihat dari pantauan Badan Pusat Statistik (BPS) sebanyak 86 kota terjadi kenaikan harga beras dari 90 kota yang dipantau oleh BPS.
"Karena dari titik pantau BPS di 90 Kota se Indonesia, 86 kota terjadi kenaikan harga beras, hanya empat kota tidak mengalami kenaikan," kata dia.
Sementara itu, untuk komoditas beras di dua pasar tradisional Kota Bandung, yakni Pasar Kosambi dan Pasar Ciroyom pada Rabu, mulai bergerak naik memasuki pekan kedua September 2023.
Harga beras di Pasar Kosambi naik 14 persen untuk beras medium dari harga Rp10.500 per kilogram menjadi Rp12.000 per kilogram dan untuk harga beras premium naik 14 persen dari harga Rp14.000 per kilogram menjadi Rp16.000 per kilogram.
Salah seorang pedagang beras di Pasar Kosambi, Rahmat Kurnia mengatakan, harga beras sudah merangkak naik sejak dua minggu lalu.