Bandung (ANTARA) -
Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menambah stok beras medium dalam operasi pasar untuk dijual dengan harga murah ke masyarakat demi mengendalikan harga beras.
Sekretaris Daerah Kota Bandung Ema Sumarna mengatakan kini harga beras di pasaran sudah mulai merangkak naik. Menurutnya satu kilogram beras ada yang sudah mencapai Rp13 ribu per kg.
"Semula itu hanya 10 ton beras yang disediakan di masing-masing kecamatan. Ada juga yang 20 ton tapi tidak banyak. Pak Wali Kota mendukung ini. Akhirnya semua kecamatan itu mendapatkan alokasi 20 ton beras," kata Ema di Bandung, Jawa Barat, Rabu.
Dalam operasi pasar itu, Ema mengatakan beras medium yang dijual yakni seharga Rp8.500 per kilogram, atau Rp42.500 per satu kantung beras berisi 5 kilogram.
"Ini tetap kita jual Rp8.500 dan satu orang itu rata-rata yang diberikan alokasi maksimal belanja 10 kg beras," kata Ema.
Di samping menambah stok, menurutnya, persyaratan untuk membeli beras juga diperketat agar masyarakat banyak bisa merasakan manfaat operasi pasar.
Warga yang datang pun harus membawa KTP sesuai dengan tempat tinggal masing-masing guna mencegah warga dari kecamatan lain ikut membeli beras dalam operasi pasar itu.
Selain itu, menurutnya setiap warga yang membeli beras juga mendapat penanda di jarinya atau mencelupkan jarinya ke tinta seperti telah mengikuti Pemilu.
Dia mengharapkan operasi pasar tersebut bisa benar-benar tepat sasaran karena diberikan kepada warga masyarakat yang membutuhkan. Selain itu, ia pun mengajak masyarakat menyadari bahwa kegiatan operasi pasar itu dilakukan untuk kesejahteraan bersama.
"Jangan sampai ada joki karena potensi itu kan bisa saja terjadi. Tapi saya yakin tadi mereka mendengarkan penjelasan dari petugas," kata dia.