Jakarta (ANTARA) - Kepala Ekonom PermataBank Josua Pardede mengatakan nilai tukar (kurs) rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akibat sentimen risk-on menguat di pasar keuangan global.
“Nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar AS akibat menguatnya sentimen risk-on di pasar keuangan global seiring meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed yang lebih agresif,” ucapnya kepada ANTARA di Jakarta, Jumat.
Peningkatan ekspektasi tersebut disebabkan pertemuan rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada bulan Maret 2025 yang memproyeksikan perlambatan ekonomi AS ke depan.
Pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell mengenai sifat inflasi tarif yang cenderung sementara juga turut mendorong sentimen risk-on lebih lanjut.
“Hari ini, rupiah diperkirakan diperdagangkan dalam kisaran Rp16.450–Rp16.575 per dolar AS,” ungkap Josua.
Kendati nilai tukar rupiah menguat sepanjang perdagangan, obligasi mata uang ini diperdagangkan bervariasi pada perdagangan Kamis (20/3).