Cirebon (ANTARA) - Perum Bulog Kantor Cabang Cirebon, Jawa Barat, menyalurkan beras program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) ke wilayah Cirebon dan sekitarnya untuk mencukupi kebutuhan masyarakat dan mengatasi dampak kenaikan harga beras di pasaran.
"Kami mengisi beras medium, makanya SPHP yang kami gelontorkan itu beras medium, dua minggu kemarin kami sudah mulai intervensi ke pasar, kami juga punya RPK (Rumah Pangan Kita)," kata Wakil Pimpinan Bulog Kantor Cabang Cirebon Rizki Abdullah kepada wartawan di Cirebon, Rabu.
Baca juga: Bulog Cirebon pastikan stok beras aman sampai akhir 2023
Ia mengatakan sejak dua pekan terakhir
melakukan antisipasi dengan mendatangi sejumlah pasar, kemudian menyalurkan beras medium agar masyarakat memiliki opsi untuk membeli beras murah.
Langkah ini, menurut dia, dinilai efektif karena harga beras di pasaran kini berkisar Rp13 ribu sampai Rp14 ribu per kg. Sedangkan, harga beras SPHP bisa dibeli masyarakat maksimal di angka Rp9.450 per kg dengan maksimal pembelian seberat 5 kg.
"Kami ada pilihannya karena beras ini dibeli oleh konsumen akhir itu maksimal Rp9.450. Harapannya bisa menekan dan ada pilihan untuk masyarakat," katanya.Ia menyampaikan selain membantu masyarakat, penyaluran beras SPHP tersebut turut berkontribusi untuk menekan naiknya harga komoditas beras.
Penyebab kenaikan harga beras, kata Rizki, kemungkinan karena harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani naik pada kisaran Rp7.800 sampai Rp8.000 per kg. Padahal harga pokok penjualan (HPP) dari pemerintah sebesar Rp5.100 per kg.
"Harga GKP segitu kalau dikompensasikan setara beras itu mungkin di harga
Rp13.000, kalau dengan harga sekarang," kata Rizki.
Baca juga: Stok beras Bulog Cirebon 56 ribu ton dipastikan aman hingga akhir tahun ini