Dari data tersebut, telah terjadi peningkatan pajak yang cukup signifikan dari sektor hilirisasi ini.
Perlu dicatat pula bahwa penerimaan perpajakan dari sektor hilirisasi nikel ini, belum memasukkan pendapatan pajak dari sektor lain yang ikut tumbuh akibat hilirisasi nikel ini seperti pelabuhan, steel rolling, jasa konstruksi, industri makanan dan minuman dan akomodasi.
Ibarat memancing
Pemberian tax holiday seperti kegiatan mancing.
Kalau mau mendapatkan ikan yang besar dan banyak, maka perlu mengeluarkan modal untuk beli/sewa kapal, peralatan, umpan, dan memperkerjakan kapten kapal dan kru ABK yang mumpuni.
Semua itu tentu saja tidak gratis. Tax holiday pun sama, kebijakan insentif ini digunakan untuk menarik investasi masuk ke Indonesia dan berkontribusi kepada perekonomian nasional. Seseorang tak bisa mendapatkan ikan besar hanya dengan duduk diam di pinggir pantai sambil bengong.
Terkait klaim Faisal Basri bahwa Pemerintah memberikan harga bijih nikel yang “murah” kepada smelter, dimana selisih di dalam negeri dengan harga internasional bisa mencapai puluhan dolar/ton dengan menggunakan data tahun 2022.
Maka klaim ini harus dikaitkan dengan hukum supply dan demand. Bahwa jika supply menurun sementara demand tetap, maka akan ada kenaikan harga.
Hal ini lah yang terjadi pada saat Pemerintah melakukan pelarangan ekspor tahun 2020 saat ini, harga internasional naik karena supply bijih nikel dari Indonesia hilang, sehingga smelter-smelter nikel di Tiongkok hanya mengandalkan supply dari Filipina dan beberapa negara lain. Padahal Indonesia adalah supplier terbesar bijih nikel ke Tiongkok sebelumnya.
Artinya, jika ekspor bijih nikel indonesia kembali dibuka, maka harga internasional pasti akan turun karena supply bertambah dari indonesia, sehingga perbedaan antara harga nikel internasional dengan HPM pasti akan lebih kecil.
Telaah - Sesat Berfikir Hilirisasi Faisal Basri
Oleh Septian Hario Seto*) Sabtu, 12 Agustus 2023 16:00 WIB