Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat sore ditutup menguat di tengah bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed berpotensi menaikkan suku bunga acuannya pada pekan depan.
IHSG ditutup menguat 16,61 poin atau 0,24 persen ke posisi 6.8,19. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 1,84 poin atau 0,19 persen ke posisi 963,37.
"Meskipun pada bulan ini The Federal Reserve (The Fed) masih akan menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bps), namun, akan mengurangi kenaikan suku bunga lebih lanjut pada tahun ini,“ sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Jumat.
Sebelumnya, People's Bank of China mempertahankan tetap tidak berubah untuk suku bunga pinjaman satu dan lima tahun pada periode Juli 2023, yang menentang ekspektasi pelonggaran kebijakan lebih lanjut di tengah ekonomi yang melambat.
Namun demikian, dikabarkan bahwa China berjanji untuk mendorong konsumsi dan memberikan langkah-langkah dukungan untuk beberapa industri pekan ini.
Selanjutnya, tingkat inflasi tahunan di Jepang naik tipis menjadi 3,3 persen pada Juni 2023 dari 3,2 persen pada Mei 2023, tetapi lebih rendah dari perkiraan pasar sebesar 3,5 persen.
Inflasi inti juga naik menjadi 3,3 persen dari 3,2 persen pada Mei 2023, sesuai dengan konsensus tetapi tetap berada di luar target 2 persen Bank of Japan, yang mana akan menjadi rujukan bank sentral Jepang menjelang pertemuan minggu depan untuk keputusan suku bunga acuannya.
Dibuka melemah, IHSG bergerak ke teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG betah di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: IHSG ditutup menguat di tengah The Fed berpotensi naikkan suku bunga