Melihat si nenek yang berkeinginan jalan kaki, Istib lantas membuatkan alas kaki seadanya dari kardus bekas yang diikat dengan karet, dan akhirnya mengantarnya ke Maktab 59 yang menjadi tujuannya.
Istib pun tidak menyangka jika saat menggendong nenek diabadikan kamera, dan fotonya disertakan oleh Menag Yaqut Cholil Qoumas di antara sekian foto dalam unggahannya di akun media sosialnya untuk menyemangati para petugas haji.
Bagi Istib, melihat nenek yang membutuhkan bantuan seketika hanya teringat sang ibunda yang sudah tiada, dan berusaha untuk membantu sekuat tenaga seperti halnya orang tuanya sendiri.
"Dalam perjalanan, saya hanya mengingatkan (nenek, red.), lain kali kalau sandal hilang, tidak usah kemana-mana. Minta saja teman yang lain menghubungi petugas. 'Ini bajunya seperti yang saya gunakan Nek'," katanya.
Pada rapat koordinasi persiapan kepulangan usai ibadah di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna), Istib pun ditunjuk sebagai perwakilan oleh rekan-rekannya dari Media Centre Haji (MCH) untuk menerima penghargaan dari Menag.
"Penghargaan ini buat teman-teman petugas seluruhnya. Saya mewakili teman-teman MCH yang tugas awalnya menulis berita, foto, video. Tetapi, seluruh petugas MCH mau menolong dan mengikhlaskan waktu membantu jamaah lansia," katanya.
Tidak hanya dari Menag, ia pun mendapatkan apresiasi dari Alissa Wachid, putri sulung Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid serta bertemu di pelataran Masjidil Haram ketika akan melengkapi rukun haji, yakni tawaf ifadah dan sa'i, demikian Nur Istibsaroh.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pewarta ANTARA tak menyangka aksi gendong lansia diapresiasi Menag