Sorgum juga bisa tumbuh dan berkembang baik di lahan kritis, jadi tidak menggantikan padi arau tanaman lain yang sudah tumbuh di lahan subur.
"Budi daya sorgum bisa di dataran rendah hingga dataran tinggi (900 mdpl) dengan penanaman dan pemeliharaan sama seperti tanaman Jagung. Sorgum juga adaptif dan tidak memerlukan banyak air, daun dan akarnya bisa menampung banyak air dengan minimal penguapan," katanya lagi.
Senada, Wakil Sekjen DPN HKTI dan pembudidaya sorgum Diana Widiastuti mengatakan bahwa seluruh bagian dari tanaman sorgum memiliki manfaat ekonomi. Bulirnya dibuat untuk pangan alternatif beras, juga pakan ternak. Kemudian daun dan batangnya dijadikan pakan sapi dan kambing. Sedangkan akarnya dapat dimanfaatkan untuk dibuat sapu lantai.
"Semua bagian tanaman sorgum bisa menghasilkan uang, dan cukup sekali menanam untuk 3 kali panen, sangat menjanjikan," ujar Diana.
Diana juga telah sukses membudidayakan sorgum di lahan 10 hektare di bekas lahan tambang Semen Cibinong (Semen Solusi Bangun Indonesia). Ia juga berinovasi kuliner dari sorgum dengan membuat tepung, cookies, gula cokelat, gula cair, dan ice cream.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: HKTI mengedukasi budi daya sorgum cocok hadapi El Nino