Akademisi yang juga Dosen Ilmu Manajemen Universitas Indonesia (UI) Kanti Pertiwi memaparkan hasil survei sementara mayoritas gaji dosen yang dikumpulkan dari 1.300 responden adalah Rp2 juta hingga Rp5 juta per bulan.
“Rentang gaji yang paling banyak adalah di angka 2-3 juta per bulan, dan ada 4-5 juta per bulan, jadi mayoritas 2-5 juta per bulan. Beberapa mendapatkan penghasilan tambahan dengan menjadi pejabat struktural di kampusnya masing-masing, walaupun itu jadi persoalan tersendiri,” kata Kanti pada diskusi tentang serikat dosen yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin.
Pendapatan ini apabila dibandingkan dengan tuntutan kualifikasi dosen yang harus menempuh pendidikan S2 atau S3, akan menghabiskan sumber daya yang tidak sedikit untuk sekolah, beberapa dosen bahkan berhenti dari pekerjaan rutin dan ketika kembali hanya diberikan kompensasi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka.
"Periode awal karir dosen adalah masa-masa kritis. Dengan gaji 2-3 juta bergelar S2, dan telah bekerja kurang dari tiga tahun, di usia mereka itu sedang membangun rumah tangga, ada cicilan hunian, biaya sekolah anak yang tidak sedikit, dan hanya sembilan persen partisipan survei yang mendapatkan gaji di atas angka tersebut," ujar Kanti.
Kanti mengatakan, data ini masih sementara dan analisisnya sedang dalam proses.
“Dalam survei tersebut, kami mengajukan pertanyaan kepada partisipan yang berkenan mengunggah slip gaji dengan nama yang telah disamarkan, dan survei tersebut memuat pertanyaan-pertanyaan seputar kesejahteraan dosen, hingga kini datanya masih kami olah ," tutur Kanti.
Ia juga menuturkan bahwa riset ini dilakukan secara mandiri tanpa sponsor, dengan melibatkan beberapa dosen untuk merespon kegelisahan rekan sejawat di media sosial Twitter yang silih berganti berbagi tentang kondisi mereka.