Depok (ANTARA) - Universitas Indonesia (UI) melalui Tim Direktorat Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (DPPM) memberikan bantuan logistik dan trauma healing kepada korban bencana alam di Kabupaten Sukabumi Jawa Barat.
Kegiatan ini diikuti sejumlah mahasiswa dari Nursing First Aid Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK) dan diketuai oleh salah seorang dosen FIK UI, Riri Maria.
Riri dalam keterangannya, Selasa, mengatakan Tim UI Peduli memberikan bantuan berupa alat kebersihan 20 paket, sembako 50 paket, dan alat kebutuhan sekolah 600 paket.
Selain itu makanan bayi 50 paket, pembalut 50 paket, susu dan makanan ringan sehat 100 paket, dan kebutuhan dapur umum untuk kurang lebih 1.500 jiwa yang dibagi di beberapa posko di Desa Ciemas dan Desa Mandrajaya.
Tidak hanya itu, Tim UI Peduli juga melakukan trauma healing kepada anak-anak di posko kebencanaan.
Kegiatan UI Peduli Kebencanaan ini merupakan bentuk kepedulian dan kolaborasi bersama pemerintah daerah setempat, Palang Merah Indonesia (PMI), dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukabumi untuk membantu masyarakat yang terdampak bencana.
"Dengan upaya bersama, diharapkan masyarakat dapat segera bangkit dari dampak bencana dan melanjutkan kehidupan mereka dengan lebih baik,” kata Riri.
Ia mengungkapkan bahwa ada beberapa akses yang tidak dapat dilewati, seperti jalan Kiara Dua-Paltiga dan akses dari Desa Loji.
Koordinator PMI Sukabumi Endang mengatakan bahkan akses dari Kantor Kecamatan Ciemas pun sangat sulit ditempuh. Baru pada Sabtu (7/12) – Minggu (8/12) akses tersebut dapat digunakan kembali, padahal kejadian sudah dari Selasa (4/12).
Setelah melakukan koordinasi, Tim UI Peduli kembali melanjutkan perjalanan ke lokasi bencana, yaitu Desa Ciemas.
Kepala Desa Ciemas Wahyu mengatakan bahwa Kampung Ciemas merupakan wilayah dengan kondisi terparah di Desa Ciemas, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi.
“Kampung Ciemas ini yang terparah dari yang lain, kami terisolasi dari listrik dan sinyal selama 10 hari. Jalan menuju desa juga terputus sehingga informasi bencana dari sini sangat terlambat sampai ke pusat,” ujar Wahyu.
Ia menjelaskan bahwa bahan pangan yang sangat dibutuhkan adalah bahan makanan mentah, karena
medan yang sulit membuat pengantaran makanan siap saji menjadi tidak memungkinkan.
Selain itu, desa ini berpenghuni kurang lebih 400 kepala keluarga (KK) atau sekitar 1.000 jiwa, mencakup Kampung Ciemas, Kampung Cigulusur, dan beberapa kampung lain di belakang gunung yang juga terdampak tanah longsor yang sangat parah.