Kabupaten Bekasi (ANTARA) - Penjabat Bupati Bekasi Dani Ramdan mengungkapkan nilai-nilai keteladanan pejuang ulama asal Kabupaten Bekasi KH Raden Ma'mun Nawawi, hingga membuat dirinya begitu takjub dan mengagumi sosok ulama kharismatik itu.
"Ada masanya beliau berjuang di medan laga mengangkat senjata, ada masanya beliau juga berjuang melalui pengetahuan dan keteladanan. Itu artinya beliau pemimpin segala zaman dan pemimpin segala situasi," katanya di Cikarang, Kamis petang.
Dirinya mengatakan baru saja melakukan napak tilas di Pondok Pesantren Al-Baqiyatus Sholihat, Desa Sindangmulya, Kecamatan Cibarusah. Di pesantren yang didirikan KH Raden Ma'mun Nawawi itu, Dani mengaku mendapatkan banyak cerita perjuangan beliau dari para ahli warisnya.
"Pertama beliau aktif dalam perjuangan Hizbullah, bahkan Pesantren Al-Baqiyatus Sholihat menjadi tempat pemusatan latihan kader-kader Hizbullah se-Indonesia. Kader lulusan Hizbullah yang latihan di sana kemudian menyebar untuk mendirikan laskar-laskar Hizbullah lain di seluruh Indonesia," katanya.
Dani juga menilai sosok KH Raden Ma'mun Nawawi sebagai seorang yang sangat visioner. KH Raden Ma'mun Nawawi, lanjutnya, mungkin lahir sebelum zamannya sehingga cara berpikirnya sudah melebihi orang-orang lain pada eranya.
"Memasuki era Indonesia merdeka, beliau sudah beralih masuk ke dunia pendidikan, dimana beliau sangat kompeten menekuni aspek-aspek keilmuan. Ilmu Falak kemudian ada juga kalender yang digunakan hampir seluruh masyarakat Jawa Barat. Yang ternyata itu adalah hasil karya beliau, buku-buku, karya tulis mengenai keagamaan juga sangat banyak," katanya.
Ia menyebut berkat ketulusan dalam berjuang, nama KH Raden Ma'mun Nawawi akan terus dikenang, bahkan terus disebut-sebut meski sesudah meninggal dunia. Nama beliau pun kini diabadikan sebagai nama gedung dan nama jalan.
"Itulah, mudah-mudahan jadi ibrah (pelajaran), bahwa apapun yang kita kerjakan semasa hidup akan berdampak meski setelah meninggal dunia nanti," ucapnya.
Dani menyatakan ada tiga nilai keteladanan KH Raden Ma'mun Nawawi yang bisa dijadikan contoh dan suri tauladan bagi masyarakat Kabupaten Bekasi.
"Yang pertama, nilai keikhlasan. Ketika berjuang pasti KH Raden Ma'mun Nawawi tidak pernah berpikir diusulkan menjadi pahlawan atau namanya menjadi nama sebuah jalan. Beliau hanya berjuang saja sesuai keyakinannya, sesuai keimanannya bahwa beliau membela kebenaran," katanya.
Nilai keteladanan kedua adalah konsistensi. "Kadang kita punya tekad berjuang tapi ada halangan sedikit mundur, ada rintangan sedikit berhenti. Nah beliau tidak, lanjut terus," ucapnya.
Nilai keteladanan berikutnya adalah mencintai ilmu. "Betapa beliau mencintai ilmu pengetahuan dan ternyata ilmu sesuai janji Allah Subhanahu Wa Ta'Ala mampu meningkatkan derajat kita," kata dia.
Sebelumnya, ruas alternatif penghubung Kabupaten Bekasi dengan Kabupaten Karawang dan Bogor yakni Jalan Cikarang-Cibarusah resmi berganti nama menjadi Jalan KH. Raden Ma'mun Nawawi usai mendapatkan persetujuan pemerintah.
Asisten Pemerintahan dan Kesra Kabupaten Bekasi Sri Enny Mainarti mengatakan nama jalan itu resmi berganti sejak diterbitkan Keputusan Gubernur Jawa Barat nomor 124.4/Kep.698-Pemotda/2022 tentang penamaan Jalan KH. Raden Ma'mun Nawawi pada 3 November 2022.
"Pergantian nama jalan sepanjang 22,9 kilometer dimulai dari perempatan pos Polres Metro Bekasi Jurong hingga Tugu Batas Kabupaten Bekasi dengan Kabupaten Bogor di Kecamatan Cibarusah," katanya usai memimpin sosialisasi perubahan nama jalan KH. Raden Ma'mun Nawawi di Gedung Wibawa Mukti, komplek Pemkab Bekasi, Rabu.
Dia mengatakan perubahan nama jalan itu merupakan bentuk dukungan Pemerintah Kabupaten Bekasi terhadap usulan KH. Raden Ma'mun Nawawi sebagai Pahlawan Nasional atas usulan masyarakat.
Salah satu persyaratan yang harus dipenuhi agar usulan pahlawan itu dipenuhi adalah penyematan nama KH. Raden Ma'mun Nawawi pada nama gedung atau bangunan, serta jalan.
Ia menyatakan seremoni peresmian perubahan nama jalan ini rencananya akan dilakukan setelah proses pelebaran jalan tahap pertama sepanjang 2,3 kilometer di ruas tersebut selesai dikerjakan.
Sri Enny mengakui akan ada dampak yang terjadi akibat perubahan nama jalan provinsi tersebut terhadap masyarakat terutama yang tinggal di sekitar lokasi jalan, seperti perubahan dokumen kependudukan.
"Melalui sosialisasi ini kita sampaikan bahwa hanya nama jalan yang berubah. Nomor rumah, RT dan RW tidak berubah. Dan ini sudah ditindaklanjuti oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bekasi," kata dia.