“Pembangunan Desa Digital dapat berlangsung sangat cepat, namun perlu didukung dengan regulasi yang baik dan infrastruktur yang baik. Saya berharap seluruh pemangku kepentingan terkait dapat bekerja sama dengan erat untuk pembangunan desa digital ini," kata Arief.
Ekosistem desa digital
Inovasi digital di desa-desa di Jawa Barat mewakili berbagai sektor pertanian antara lain pemasaran pertanian pangan dan e-commerce, pertanian cerdas, dan peternakan cerdas.
Jawa Barat antara lain menerapkan e-fishery di Desa Puntang, Soge, dan Krimun, di Indramayu. Kemudian pertanian cerdas telah diterapkan di Habibie Garden di Desa Cibodas, Desa Alam Endah di Kabupaten Bandung, serta Desa Papayan di Tasikmalaya.
Baca juga: 12.951 pelanggan sektor pertanian di Jawa Barat rasakan manfaat listrik
Survei tersebut menemukan bahwa e-governance adalah jenis inovasi yang paling banyak di desa, diikuti oleh digitalisasi kegiatan komunitas dan ekonomi, smart farming, sistem informasi, pemasaran pangan pertanian, e-commerce, layanan sosial, layanan keuangan, dan infrastruktur lokal.
FAO di kawasan Asia-Pasifik telah mengembangkan platform yang disebut “1000 Desa Digital” sebagai tempat berbagi pengalaman dan memberikan dukungan teknis untuk inovasi digital.
DVI FAO adalah program untuk mendukung pembangunan pedesaan yang inklusif dan peka gender serta transformasi sistem pertanian pangan berkelanjutan untuk memenuhi tujuan Sustainable Development Goals (SDG) 2030.
FAO DVI mengikuti pendekatan ekosistem digital yang dipimpin oleh negara anggota, berpusat pada pengguna, dan holistik untuk pengembangan desa digital dengan berlandaskan konteks lokal.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: FAO: Jawa Barat pimpin digitalisasi pertanian inovatif di desa-desa RI